Betenunng bukan merupakan satu-satunya spot memancing ikan endemik Kalimantan, mahakam masih punya banyak anak sungai lainnya yang tak kalah menarik. Terdekat dari ibukota Mahulu Ujoh Bilang adalah di Sungai Mening daerah Long Bagun dan Sungai Alan. Daniel mengaku sering mengunjungi Betenung, ke depan bahkan daerah tersebut akan menjadi tempat wisata dan konservasi.
Meskipun mendapat hasil yang memuaskan hari itu dirinya juga memikirkan kelanjutan dari kekayaan alam Mahulu, dirinya merasa bahwa jumlah ikan di spot tersebut sudah mulai berkurang dibandingkan dengan dahulu. Hal tersebut dikarenakan mulai maraknya ilegal fishing yang dilakukan orang tidak bertanggung-jawab.
“Yang merugikan itu ada yang nyetrum ikan langsung hilang, makin berkurang sekarang dampaknya,” sebutnya. Dirinya berharap semakin banyaknya atensi terhadap penangkapan ikan, pemerintah dan aparat penegak hukum dapat hadir dalam memberikan regulasi pelarangan penangkapan ikan dengan setrum atau cara ilegal lainnya, juga memberlakukan sistem release pembatasan ikan yang dibawa pulang oleh pemancing.
Hingga hari menjelang sore, mereka berdua memutuskan untuk pulang menuju kampung Ujoh Bilang membawa tangkapan ikan hanya dua ekor, Red Kaloi yang dibahas tadi dan ikan lainnya. Saat ditanya mau diapakan ikannya, Daniel dengan santai menjawab akan dimasak istri tercinta.
“Dimasak bang soalnya dua jenis aja dapat kemaren ikan be’en itu dan kudung ufuk atau ikan sejenis haruan tapi beda model kepala nya. Masak seperti bumbu orang dayak biasanya, sangat enak dimasak kuah bumbu bawang kasih serai. Sudah nikmat itu bang,” tutupnya sambil tersenyum.(*)
