Dugaan kekerasan fisik yang dilakukan siswi kembar di salah satu SMP yang berada di Kecamatan Sungai Kunjang, masih belum bisa diterima orangtua atau wali dari siswi yang menjadi korban perundungan tersebut hingga Jumat (23/5/2025).
Apalagi dalam peristiwa yang telah mencoreng dunia pendidikan di Kota Samarinda itu pihak sekolah dinilai terkesan berpihak pada kedua pelaku dengan menyatakan persoalan tersebut bukan lah perundungan. Dan segala permasalahan antara lima siswi yang masih satu kelas itu telah berakhir damai melalui mediasi di sekolah pada Rabu (21/5/2025) lalu.
Berkenaan dengan sikap sekolah yang acuh dengan kondisi dua siswi korban perundungan oleh anak kembar di sekolahnya itu, orangtua atau wali dari siswi yang menjadi korban akhirnya secara resmi mengadukan kasus pem-bully-an itu ke Polsek Sungai Kunjang, Jumat (23/5/2025).
Didampingi Sudirman, selaku Biro Hukum Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, pelaporan resmi dibuat RV yang merupakan wali atau kakak kandung dari siswi korban perundungan berinisial CS.
Bukan hanya wali CS saja yang secara resmi membawa kasus perundungan itu ke jalur hukum. Wali dari siswi yatim piatu berinisial AF rupanya juga memutuskan hal yang sama, membawa kasus perundungan itu ke ranah kepolisian.
"Keluarga merasa ini belum selesai. Keluarga sangat keberatan dengan apa yang dialami anak-anak mereka. Apalagi dalam proses mediasi yang dilakukan sekolah, orangtua atau wali dari salah satu korban tidak dilibatkan," pungkas Sudirman. (oke/nha)
