SAMARINDA- Sebanyak 6.426 mahasiswa baru Universitas Mulawarman (Unmul) resmi berkuliah di kampus Unmul. Mereka disambut dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2025 yang digelar di GOR 27 September Unmul, Selasa (5/8).
Kegiatan itu diikuti ribuan mahasiswa baru dari berbagai fakultas di kampus terbesar se-Kaltim itu. Kampus menghadirkan Wakil Gubernur (wagub) Seno Aji sebagai keynote speaker.
Namun ketika menyampaikan materi, ribuan mahasiswa justru menyoraki Seno Aji karena belum tersentuh program pendidikan Gratispol. Mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) juga melakukan aksi berbalik badan ketika Seno Aji sambutan.
Baca Juga: Wagub Hadir di Acara PKKMB Unmul, Castro: Ini Pengenalan Kampus Bukan Pengenalan Pejabat
Kemudian ketika materi hendak disampaikan anggota Kodam Mulawarman yang berjudul "Kehidupan Berbangsa, Bernegara, Jati Diri Bangsa dan Pembinaan Kesadaran Bela Bangsa," mahasiswa dari tribun atas memilih melantunkan lagu Buruh Tani dan mars mahasiswa. Aksi mahasiswa ini rupanya mendapat reaksi kurang mengenakkan.
Dari video yang beredar, anggota Kodim Mulawarman justru menantang mahasiswa yang bernyanyi untuk turun dan maju ke depan.
Sementara itu Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (Kaltimtara), Ashan Putra Pradana, melayangkan kritik keras terhadap materi yang disampaikan oleh Kapoksahli Pangdam VI/Mulawarman, Brigjen TNI Deni Sukwara dalam kegiatan PKKMB Unmul tersebut.
Kritik tersebut muncul menyusul penayangan sebuah cuplikan video dari TV One yang menampilkan aksi demonstrasi mahasiswa dengan membawa atribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tayangan itu diputar saat Brigjen Deni memaparkan materi di hadapan para mahasiswa baru Unmul.
Ashan menilai, tayangan tersebut telah mencoreng nama baik HMI dan membangun narasi negatif terhadap gerakan mahasiswa. Ia menyayangkan pemutaran video tersebut dalam forum akademik yang seharusnya menjadi ruang edukatif, bukan ruang yang berpotensi membentuk stigma.
“Sangat kita sayangkan, kenapa harus menampilkan hal demikian dalam orientasi mahasiswa baru? Secara tidak langsung, ini merusak citra lembaga kami, Himpunan Mahasiswa Islam,” tegas.
Menurutnya, penggunaan potongan video aksi tanpa penjelasan konteks hanya akan menyesatkan pemahaman mahasiswa baru tentang esensi gerakan mahasiswa yang sejatinya merupakan bagian dari pengawalan demokrasi dan penyambung aspirasi rakyat.
“PKKMB seharusnya menjadi ruang edukatif dan konstruktif, bukan malah menjadi panggung yang menstigmatisasi gerakan mahasiswa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Badko HMI Kaltimtara mendesak agar panitia PKKMB maupun pihak Kodam VI/Mulawarman memberikan klarifikasi terbuka terkait tayangan yang dianggap tidak proporsional tersebut. Mereka juga membuka kemungkinan untuk melayangkan keberatan secara resmi apabila tidak ada respons yang memadai.
Ashan juga menyoroti keputusan Pangdam VI/Mulawarman yang menurutnya keliru dalam memilih narasumber untuk forum akademik tersebut. Ia menilai, Brigjen Deni tidak hanya tidak relevan secara kapasitas, tetapi juga menyampaikan materi yang justru bersifat provokatif.