JAKARTA-Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) melambat. Meskipun demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan likuiditas bank masih cukup baik untuk penyaluran kredit.
Pada Februari 2024, DPK tumbuh 5,66 persen year-on-year (YoY). Melambat dari tahun sebelumnya yang naik 8,18 persen YoY. Pertumbuhan DPK ditopang Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 terkerek, 7,88 persen dan KBMI 1, 4,85.
Berdasar jenis DPK, pertumbuhan didorong oleh deposito yang meningkat, 5,35 persen YoY, serta giro naik 7,33 persen. ’’Adapun pertumbuhan deposito yang meningkat sejalan dengan kenaikan suku bunga. Sedangkan giro yang masih cukup tinggi sejalan dengan pertumbuhan kredit,’’ kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae.
Baca Juga: Mengantisipasi Lonjakan Pengunjung di Libur Lebaran, Bentuk Tim Monitoring Destinasi Wisata
Ediana memperkirakan, DPK akan meningkat di kisaran 7–9 persen pada 2024. OJK melihat perlambatan penghimpunan dana disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, high based effect pertumbuhan pada akhir 2023, utamanya karena peningkatan dana yang tinggi dari korporasi.
Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, perlambatan DPK saat ini justru dipicu oleh melambatnya pertumbuhan dengan nominal lebih dari Rp 5 miliar. ’’Ini menunjukkan preferensi penggunaan dana internal korporasi untuk kebutuhan operasional dan ekspansi perusahaan,’’ ungkapnya.
Selain itu, penggunaan dana/simpanan untuk konsumsi masyarakat yang kembali meningkat setelah pandemi. Serta dampak perpindahan dana dari instrumen perbankan ke alternatif investasi lainnya.
Sementara itu, PT Bank Jago Tbk mencatatkan kinerja keuangan positif sepanjang 2023. Peningkatan pengguna aplikasi Jago berdampak positif terhadap jumlah dana murah. Akhir 2023, DPK mencapai Rp 12,1 triliun. Tumbuh 46 persen jika dibandingkan perolehan akhir 2022 sebesar Rp 8,3 triliun.
“Lebih dari 65 persen DPK berasal dari current account and savings account (CASA) yang mencapai Rp 7,9 triliun. Sedangkan 34,7 persen atau Rp 4,2 triliun merupakan simpanan nasabah dalam bentuk deposito,’’ ujar Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung kemarin (7/4). (han/JPG/rom)