TANJUNG REDEB – Ketua Komisi I DPRD Berau, Peri Kombong meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau mengawal pengelolaan Bantuan Keuangan (Bankeu) Kaltim sebesar Rp 4,5 miliar untuk penanganan stunting.
Menurutnya, penanganan stunting jadi fokus yang harus didukung seluruh perangkat. Sebab, pengaruh stunting tidak dalam jangka pendek, melainkan jangka panjang. Sehingga penanganan yang masif dan kolaboratif sangat dibutuhkan.
“Jadi memang harus bersama-sama. Dan Dinkes harus fokus mengawal ini agar pelaksanaannya berjalan baik,” ujarnya. Selain mendapatkan Bankeu Kaltim, penanganan stunting juga berkolaborasi dengan program penanganan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Kabupaten Berau. Kolaborasi program bisa memacu penurunan stunting lebih baik lagi.
Karena penanganan ini harus dilaksanakan secara masif, tentu beberapa program unggulan untuk penurunan stunting disebutnya perlu dilakukan dengan baik. Misalnya, pemberian makanan bergizi atau bantuan lainnya harus tepat sasaran dengan mengacu pada data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Jadi itu benar-benar dilaksanakan tepat sasaran. Pelaksanaan sesuai data yang tepat. Supaya tidak tumpang tindih apalagi salah orang,” ungkapnya.
Sejauh ini, Komisi I DPRD Berau sebagai mitra kerja Bidang Kesehatan menilai beberapa program yang sudah berjalan tahun lalu cukup baik. Apa yang menjadi wewenang Dinkes mampu dikawal dengan baik. Namun, pemantauan harus tetap dilakukan secara ketat.
“Artinya program ini harus dipantau, jangan lengah sehingga rawan miss nantinya,” terangnya.
Sebelumnya, program penanganan stunting masih menjadi fokus pemerintah pada tahun ini. Kucuran Bantuan Keuangan (Bankeu) Kalimantan Timur sebesar Rp 4,5 miliar untuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau pun akan digunakan untuk program tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Berau, Halijah menerangkan dari jumlah bankeu tersebut, Dinas Kesehatan akan melaksanakan program pelengkapan peralatan pengukuran untuk pendataan stunting sebanyak 112 paket. Rencananya akan disalurkan ke 112 Puskesmas Pembantu (Pustu).
“Itu kan memang yang pertama ada melengkapi alat pengukuran semua Puskesmas Pembantu sesuai standar Kemenkes sebanyak 112 paket,” ujar Halijah, Senin (8/1).
Dalam paket yang akan disalurkan, ia menyebut berisi HD Meter untuk mengukur Hemogoblin (Hb) yang dinilai dibutuhkan untuk pendataan anak-anak yang stunting.
Selain pengadaan paket alat pengukuran, Dinkes Berau juga akan menanggung pemberian Pangan Keperluan Media Khusus (PMPK) pada anak-anak yang membutuhkan berdasarkan resep yang dikeluarkan oleh dokter spesialis anak.
“Untuk anak stunting itu kami kasih PMPK untuk anak stunting di bawah dua tahun, diberikan untuk mengejar pertumbuhannya,” terangnya. (sen/arp)