BANJARMASIN - Meski menawarkan keuntungan, nyatanya investasi pasar modal belum diminati masyarakat Kalsel. Bursa Efek Indonesia mencatat, total transaksi di daerah ini antara Januari sampai April 2019 hanya mencapai Rp741,9 miliar.
Atau cuma ada penambahan 575 investor. "Itulah pentingnya literasi pasar modal. Agar masyarakat mengetahui investasi pasar modal," ungkap Yuniar dari BEI Kantor Perwakilan Banjarmasin (17/6).
Apa penyebab rendahnya minat ini? Yuniar melihat masalahnya ada pada karakter masyarakat Kalsel. Lebih senang dengan yang serba instan. Akhirnya, kerap tertipu investasi bodong.
Kepala Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional IX Kalimantan, Ali Ridwan sepakat dengan pernyataan itu. Menurutnya, masyarakat mudah tergiur dengan model investasi yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Penipuan berkedok investasi pun menjadi ramai di Kalsel. Padahal investasi yang legal pun menawarkan keuntungan. "Contoh investasi resmi adalah investasi pasar modal. Banyak warga yang belum mengerti tentang investasi ini," beber Ali.
Ali berharap, jurnalis lebih banyak menulis tentang investasi pasar modal. Dia melihat media memiliki peran besar untuk mencerahkan masyarakat.
"Dengan gencarnya informasi tentang pasar modal, saya optimis akan banyak masyarakat yang melek tentang pasar modal. Lalu tertarik untuk menjadi investor pasar modal," tukas Ali. (sya/fud/ema)