BANJARMASIN - Para petani tak perlu khawatir gagal panen. Sudah ada solusi untuk mengurangi kerugian. Pemerintah telah menyiapkan asuransi bagi para petani.
“Para petani diimbau untuk mengasuransikan lahan pertaniannya, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP),” kata Wakil Ketua Komisi II, DPRD Provinsi Kalsel, Imam Suprastowo, Kamis (21/8) siang.
Biayanya pun, jelas politisi dari Fraksi PDIP, tidak besar dan tak memberatkan. Jika petani mengalami gagal panen akan dapat pergantian dari asuransi. “Rp36 ribu per hektare setiap tahun. Kalau terjadi gagal panen akan dapat pergantian Rp 6 juta per hektare,” katanya.
Pergantiannya tidak sembarang, asuransi bisa diberikan pada saat tanaman itu masih di sawah dan belum di panen. Jika sudah dipanen, misalnya terkena musibah air bah, tetap tidak mendapat pergantian.
Ini yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Jangan sampai seperti yang terjadi di Tanah Bumbu (Tanbu), ada petani yang sudah memanen padi tapi ternyata hasil panennya terkena banjir. Bisa jadi masyarakat merasa dibohongi.
“Di sini perlu sosialisasi lagi, jangan sampai masyarakat merasa dibohongi. Penegasannya, asuransi bisa diberikan pada saat tanaman masih di sawah dan belum di panen. Jika sampai satu minggu belum ada pihak asuransi melakukan pembayaran bisa segera melaporkan ke Dirjen Sarana dan Prasarana," jelasnya.
Ketua DPRD Kalsel, Burhanuddin menambahkan pihaknya juga akan mendorong pemerintah, baik itu melalui dinas pertanian provinsi maupun kabupaten kota agar menyosialisasikan program pemerintah pusat ini kepada petani yang ada di Kalsel.
“Kami harapkan instansi terkait terus menyosialisasikan program ini. Persyaratan mengikuti asuransi ini tidak terlalu sulit, ikutlah program pemerintah ini, karena kita tidak dapat memprediksi bagaimana cuaca ke depan,” katanya. (gmp/ema)
