• Senin, 22 Desember 2025

Nilai Investasi Kalsel Anjlok 50 Persen

Photo Author
- Sabtu, 4 Juli 2020 | 14:26 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

BANJARBARU - Pandemi Covid-19 benar-benar berdampak ke mana-mana. Termasuk ikut mengganggu pertumbuhan investasi di Banua. Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kalsel mencatat, nilai investasi Kalsel triwulan I 2020 anjlok hingga 50 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.

"Triwulan pertama tahun lalu, yakni dari Januari sampai Maret nilai investasi kita sudah sampai Rp3 triliun. Sementara tahun ini baru terkumpul Rp1,5 triliun. Jadi, turun 50 persen," kata Kepala DPMTSP Kalsel, Nafarin kepada Radar Banjarmasin.

Dia mengungkapkan, penurunan nilai investasi terjadi dikarenakan para investor banyak yang menunda menanamkan modal mereka. "Ini akibat dari mewabahnya virus corona. Jadi, banyak yang pikir-pikir dulu untuk berinvestasi," ungkapnya.

Lalu, investasi apa yang paling terdampak Covid-19? Nafarin menyebut Penanaman Modal Asing (PMA). Sebab, pada triwulan I 2020 baru membukukan Rp64,4 miliar. Sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih bisa mencatatkan nilai investasi sebanyak Rp1,46 triliun. "Jika dipersentasekan 95,4 persen PMDN, dan PMA cuma 4,3 persen," ujarnya.

Dia menyampaikan, investasi PMA melesu lantaran di tengah pandemi virus corona para investor asing tidak bisa memantau langsung peluang berinvestasi di Banua. Sehingga, banyak yang memilih menunda berinvestasi.

Sementara untuk PMDN, masih menunjukkan gairah. Sebab, saat ini Kalsel berada di peringkat 15 dari 34 provinsi yang membukukan PMDN terbesar. "Tapi, kalau PMA kita urutan 30, paling terbawah di regional Kalimantan," tandas Nafarin.

Pihaknya sendiri saat ini terus mengotimalkan langkah menggaet investor asing. Salah satu negara yang sedang ditawari agar bisa menambah investasi di Banua ialah Australia.

Nafarin mengatakan, Pemprov Kalsel menawarkan investasi ke Australia lantaran adanya kerja sama di bidang investasi, perdagangan dan pariwisata, antara Indonesia dengan negara Kanguru tersebut. "Ini dalam rangka kerja sama, Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Jadi, kita cari peluang di situ," katanya.

Dia menyampaikan, beberapa hari lalu pihaknya telah menggelar zoom meeting dengan pihak Australia, difasilitasi Konsul Jendral Sydney. Dalam kesempatan itu, mereka menawarkan investasi dan memperkenalkan pariwisata Kalsel ke Australia.

"Untuk investasi kami tawarkan pembangunan pembangkit listrik di bendungan di Tapin. Serta, di Tanah Bumbu," ucapnya.

Sementara untuk pariwisata, pihaknya memperkenalkan sejumlah wisata alam di Banua. Seperti, Loksado, Tahura Sultan Adam hingga Geopark Meratus. "Kami juga memperkenalkan Pasar Terapung, wisata kerbau rawa dan lain-lain," beber Nafarin.

Dengan cara itu, dia berharap Australia bisa menambah investasi di Banua. Serta, berkenan untuk berwisata. "Karena selama ini yang disambangi wisatawan Australia hanya Bali, Lombok dan Banyuwangi. Kami berharap ada juga yang ke sini," pungkasnya. (ris/ema)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X