• Senin, 22 Desember 2025

Peminat dari Luar Negeri Banyak, Buah Naga Butuh Hilirisasi

Photo Author
- Kamis, 21 Februari 2019 | 10:18 WIB

SAMARINDA- Bumi Etam memiliki banyak potensi dari bisnis pertanian. Salah satunya buah naga. Buah ini banyak dilirik oleh buyer luar negeri, bahkan sempat diminta 1.500 ton per bulan. Namun sayang, buah naga Kaltim belum memiliki hilirisasi. Sehingga mudah membusuk jika diekspor dalam jumlah banyak.

Padahal, jika ditekuni buah yang satu ini bisa ikut serta dalam menyukseskan program direct call Kaltim. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Bidang Logistik Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Sevana Podung. Dia mengatakan, beberapa buyer sudah sering meminta buah naga. Bahkan, dulu sempat dari Korea dan Taiwan meminta 500 ton per dua minggu.

“Selain itu, saya juga ada bertemu beberapa buyer dari Tiongkok. Mereka tertarik juga dengan buah naga Kaltim. Itu sudah beberapa kali buyer berbicara minta buah naga,” jelasnya Rabu (20/2).

Buyer dari Tiongkok tersebut, tambahnya, meminta sekitar 500 ton per bulan. Pihaknya menghitung Kaltim mampu memenuhi itu jika dilihat dari jumlah produksi. Namun, sayangnya panen buah naga di Kaltim tidak bersamaan. Padahal untuk mengumpulkan ribuan ton per bulan dibutuhkan panen bersamaan.

“Jika tidak ada panen bersamaan, maka dibutuhkan packaging yang baik untuk buah segar kita agar tidak mudah membusuk,“ tuturnya. Menurutnya, industri ini yang dibutuhkan Kaltim. Produk pertanian di Bumi Etam seperti buah-buahan memiliki banyak peminat dari luar negeri. Namun, sulit terekspor dengan jumlah banyak karena tidak ada packaging yang mendukung.

“Contoh saja, buah-buah impor yang ada di Indonesia. Seperti pisang diberi lapisan lilin untuk membuat buah tahan lebih lama. Nah, packaging seperti itu yang dibutuhkan,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, Kaltim dari struktur tanahnya cocok untuk buah naga. Cita rasa buah naga asal Kaltim memang sangat tinggi. Namun, ketika curah hujan tinggi banyak yang gagal panen dan belum punya solusi. Sehingga selain karena packaging, dibutuhkan juga meminimalisasi gagal panen petani. “Padahal jika ini berjalan, ekspor buah naga bisa langsung lewat program direct call,” ungkapnya.

Menurut Podung, semakin banyak komoditas yang diekspor maka semakin sukses program itu. Karena selama ini, Bumi Etam hanya memenuhi permintaan ke Sulawesi Selatan. Walaupun keuntungannya tidak setara dengan permintaan dari luar negeri, namun sudah cukup baik karena Kaltim bisa mengirim buahnya ke luar daerah.

“Kalau pasarnya semakin luas, petani kita semakin untung. Namun, butuh perhatian khusus. Karena permintaan ada, namun pemenuhan permintaan ini yang masih sulit,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k15)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X