SAMARINDA-PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim dan Kaltara (Bankaltimtara) kembali mencatat prestasi gemilang di ajang Top Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) 2019. Kali ini, Bankaltimtara meraih penghargaan dalam lima kategori sekaligus. Lima kategori itu yakni Top BUMD 2019 (Best All Criteria), Top BPD Buku II 2019, Top CEO (Chief Executive Officer) BUMD 2019, Top Pembina BUMD 2019 Kaltim, dan Top Pembina BUMD 2019 Kaltara. Ini merupakan tahun ketiga bank pembangunan Bumi Etam mendapatkan penghargaan.
Penghargaan Top BUMD digelar oleh Majalah Top Bussiness bersama Asia Bussiness Research Center. Kegiatan Top BUMD sudah diselenggarakan secara berkesinambungan setiap tahun. Penganugerahan ini disaring dari 1.149 BUMD di seluruh Indonesia. Kemudian diseleksi menjadi 200 BUMD finalis. Dari finalis tersebut sebanyak 162 BUMD finalis mengikuti proses penilaian lanjutan secara lengkap.
Direktur Utama PT Bankaltimtara Zainuddin Fanani mengatakan, saat ini Bankaltimtara kembali mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP). Tidak semua daerah mendapatkan WTP, dan itu sulit meraihnya. Bankaltimtara tidak pernah gagal mendapatkan WTP, setiap tahun laporan keuangan bank pembangunan Kaltim itu selalu meraih opinini WTP. Artinya pengelolaan keuangan sudah betul-betul memenuhi standar sistem akutansi Indonesia. Bankaltimtara tergolong bank sehat, dan sepanjang 2018 Bankaltimtara sudah menerima 31 penghargaan dari berbagai lembaga.
“Bankaltimtara memiliki reputasi yang baik di masyarakat,” ungkapnya usai menerima penghargaan sebagai Top BUMD 2019, di Golden Ballroom The Sultan Hotel, Jakarta, Senin (30/4).
Menurutnya, Bankaltimtara bisa mendapat lagi penghargaan tentunya bukan hal mudah. Bersaing dengan 1.149 BUMD di seluruh Indonesia tentunya membutuhkan kinerja yang sangat baik. Dari sisi bisnis, ada berbagai terobosan yang dilakukan agar mencapai titik ini. Seperti pengembangan IT, perluasan jaringan kantor, menjalankan program laku pandai, pengembangan diversifikasi produk dan layanan, pembentukan dan perkembangan UMKM, dan pengembangan sektor pertanian dalam arti luas.
“Lalu juga menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dan kredit usaha mikro (KUM),” katanya. Dia menjelaskan, dalam rangka mendukung program pemerintah dalam upaya memberikan berbagai kemudahan bagi pelaku UMKM, maka Bankaltimtara mulai menyalurkan KUR sejak Mei 2018. Dari target sebesar Rp 175 miliar dengan pembagian Rp 20 miliar untuk kredit mikro dan Rp 155 miliar untuk kredit ritel. Sampai dengan dengan Desember 2018 Bankaltimtara berhasil merealisasikan penyaluran sebesar Rp184 miliar.
”Selain itu, juga menjalankan program tabungan simpanan pelajar (SimPel),” katanya.
Pencapaian tabungan SimPel Bankaltimtara tahun 2018 sebesar Rp 94,175 miliar. Di mana pencapaian ini meningkat tajam dibandingkan pada 2017 yaitu sebesar Rp 56,542 miliar atau meningkat sebesar 66,56 persen. Untuk meraih penghargaan salah satu syaratnya perbankan BUMN juga harus mengembangkan dana pihak ketiga (DPK) dari swasta.
“Sumber dana selama ini indentik besar di PT BPD Kaltim Kaltara adalah DPK Pemda dibandingkan dengan DPK Swasta,” ungkapnya.
Akan tetapi sejalan dengan itu, tambah Zainuddin, strategi manajemen dalam menghimpun DPK terutama DPK swasta pada 2018 mengalami peningkatan, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan DPK pemda yaitu sebesar Rp 14,01 triliun. Selain itu, Bankaltimtara juga menjadi penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH).
“BPS BPIH di Kalimantan hanya kami. Di Kalimantan hanya Bankaltimtara satu-satunya Bankaltimtara yang menjadi BPS BPIH,” tuturnya.
Ke depan yang masih menjadi pekerjaan rumah, adalah perluasan jaringan kantor. Di Kaltim BPD sudah hadir di seluruh kecamatan. Namun di Kaltara dari 50 kecamatan Bankaltimtara baru hadir sekitar 72 persen. Masih ada 14 kecamatan yang belum. Hal itu karena sulitnya infrastruktur dan jaringan telekomunikasi.
“Kita akan coba terus usulkan percepatan infrastruktur dan perbanyak BTS. Karena, kami bukan lembaga yang hanya mencari profit, namun juga sebagai agen pembangunan,” pungkasnya. (*/ctr)