• Senin, 22 Desember 2025

Penyaluran KUR Harus ke Sektor Produktif

Photo Author
- Kamis, 14 November 2019 | 10:41 WIB

Pemangkasan bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari 7 persen menjadi 6 persen diprediksi mampu mengerek permintaan pembiayaan. Dengan tingkat bunga yang lebih rendah, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa lebih ringan dalam mendapatkan modal usaha.

SAMARINDA - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dwi Ariyanto mengatakan, penurunan bunga KUR bisa mendorong UMKM untuk terus berkembang. Sebab tidak hanya bunga yang diturunkan, tapi plafon kreditnya juga ditingkatkan dari Rp 140 triliun menjadi Rp 190 triliun. “KUR ini hasil subsidi bunga dari pemerintah, saya kira perbankan penyalur KUR pasti mendapatkan angin segar,” ujarnya, Rabu (13/11).

Pihaknya mengimbau kepada seluruh perbankan yang menjadi penyalur KUR untuk memanfaatkan momen ini. Penurunan bunga KUR harus bisa menjadi stimulus peningkatan penyaluran kredit UMKM. Tapi perbankan tetap memerhatikan unsur kehati-hatian, serta menyalurkan pada sektor produktif.

Pihaknya juga meminta perbankan untuk menyalurkan kredit kepada UMKM per klaster. Jangan hanya pada individual. Hal itu selain membantu perkembangan kredit, juga turut memperbaiki ekonomi daerah. “Tentunya dengan kebijakan seperti ini perbankan harus turut serta menyukseskan penurunan bunga KUR,” tuturnya.

Penyaluran kredit yang dilakukan memang harus mengarah pada sektor produktif. Bisa kepada pertanian, perkebunan dan lainnya. Diversifikasi penyaluran kredit memang penting, agar tidak bergantung dengan satu sektor. Jika pendanaan dilakukan pada sektor yang bervariasi, maka pertumbuhan sektor ekonomi juga semakin banyak.

“Hal itu bisa sedikit demi sedikit menumbuhkan sektor ekonomi dan menggeser ketergantungan pertambangan. Awalnya bisa lewat penyaluran kredit, perbankan memang terus menerapkan unsur kehati-hatian,” pungkasnya.

Terpisah, Pemimpin Sekretariat PT Bankaltimtara Baharuddin Rivai mengatakan, penurunan bunga KUR harus diimbangi pelayanan yang semakin baik. Penyalurannya harus lebih mudah untuk mengembangkan UMKM. Kebutuhan modal harus bisa cepat cair, jangan sampai bunga KUR turun tapi pelayanan tidak semakin baik. “KUR ini anjuran untuk mengembangkan UMKM, jadi tetap harus disalurkan melampaui target,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, penyaluran KUR di Bankaltimtara terus meningkat. Sepanjang 2018, penyaluran baru mencapai Rp 175 miliar. Posisi 31 Oktober 2019 penyaluran KUR sudah mencapai Rp 227,11 miliar. Saat ini, penyaluran tertinggi masih berasal dari perdagangan dan eceran. Sektor-sektor produktif akan terus digenjot. Dengan menurunnya bunga KUR pihaknya optimistis penyaluran akan lebih baik.

“Namun yang terpenting, melalui fasilitas KUR yang disediakan, kami berharap terjadi peningkatan sektor riil dan pemberdayaan UMKM di Kaltim,” pungkasnya.

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Haru Koesmahargyo mengatakan pihaknya menyambut baik penurunan suku bunga KUR. "Dengan harapan semakin memudahkan UMKM mendapatkan akses pembiayaan, sehingga dapat meningkatkan penetrasi inklusi keuangan di Indonesia," katanya.

Guna mengimbangi dampak dari penurunan suku bunga KUR, perseroan akan melakukan efisiensi melalui digitalisasi bisnis proses maupun peningkatan rasio dana murah (current account saving account/CASA). Ia menyatakan perubahan suku bunga KUR tidak akan memengaruhi target penyaluran KUR BRI.

"Untuk tahun depan, walaupun belum terdapat penetapan target penyaluran KUR, namun BRI melihat bahwa konsisten dengan periode-periode sebelumnya, BRI akan tetap menjadi pemain utama dalam penyaluran KUR," ucapnya.

Sampai Oktober 2019 penyaluran KUR BRI telah mencapai Rp 83,27 triliun. Jumlah itu setara dengan 94,7 persen dari target sebesar Rp 87,97 Triliun.

Senada, SVP Micro Development & Agent Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Zedo Faly menyatakan kesiapan perseroan terhadap rencana tersebut. Penurunan suku bunga akan mendorong peningkatan akses pembiayaan kepada pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan modal kerja maupun investasi. "Bagi perbankan sendiri, akan lebih mudah untuk menawarkan KUR kepada masyarakat dan pelaku UMKM," katanya.

Bank Mandiri tercatat telah merealisasikan penyaluran KUR sebesar Rp 20,12 triliun per Oktober 2019. Jumlah itu mewakili 80,51 persen dari kuota perseroan. Saat ini, perseroan tengah menunggu kuota penyaluran KUR 2020.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X