JAKARTA– Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menyerap gabah petani. Diantaranya dengan membentuk tim Gerakan Serap Gabah Petani (GSGP). Di musim panen raya kali ini, tim GSGP telah berhasil menyerap 250 ribu ton lebih gabah petani.
Dengan adanya tim GSGP tersebut harga jual gabah dari petani bisa dijaga. Sehingga petani tidak rugi-rugi sekali dengan anjloknya harga gabah. Minimal harga gabah sesuai dengan patokan atau standar harga pembelian pemerintah (HPP).
Serapan gabah petani oleh ti GSGP itu berasal dari banyak lokasi. Diantaranya dari Jogjakarta sebanyak 74 ribuan ton. Kemudian dari Banten mencapai 53 ribu ton. Dari Grobogan ada 24 ribu ton, Nganjuk 26 ribuan ton, serta dari Sragen sebanyak 17.580 ton.
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan bersama sejumlah pihak berupaya memaksimalkan serapan gabah petani lokal. Diantaranya mereka menggandeng Bulog, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras, TNI, serta Polri. Penyerapan gabah petani itu juga melibatkan perbankan untuk penyediaan dana kredit usaha rakyat (KUR).
’’Yang paling penting ditekankan dalam upaya pemerintah ini adalah meningkatkan produktivitas dan mengamankan stok beras,’’ katanya kemarin (21/3). Untuk itu setiap kali ada panen, diupayakan untuk langsung menyerap gabah dari para petani. Melalui skema serap gabah petani itu diharapkan dapat meminimalisir dinamika harga gabah tiap panen raya.
’’Kita harapkan harga panen petani minimal sesuai standar HPP,’’ jelasnya. Syahrul mengatakan tim GSGP sudah berjalan dan terus melakukan serapan gabah di berbagai daerah. Dia berharap kinerja tim GSGP dapat maksimal menyerap gabah di semua daerah yang sedang panen raya.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan mereka berupaya optimal melakukan upaya penanganan panen dan pasca panen. ’’Untuk menjaga harga gabah atau beras petani yang menguntungkan,’’ jelasnya. Selain itu juga melakukan upaya percepatan masa tanam musim tanam kedua tahun ini. Supaya produktivitas serta stok gabah atau beras nasional bisa terjaga. (wan)