• Senin, 22 Desember 2025

Perbankan Masih Yakin Kredit Tumbuh Tahun Ini

Photo Author
- Sabtu, 24 April 2021 | 14:25 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Perbankan nasional optimistis penyaluran kredit masih akan tumbuh sampai akhir 2021. Dua faktor pendukungnya adalah likuiditas yang masih longgar dan suku bunga dasar kredit (SBDK) bank yang turun. Kendati demikian, menumbuhkan kredit di tengah persebaran virus SARS-CoV-2 adalah tantangan yang berat.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan, perbankan masih sangat selektif menyalurkan pinjaman. Sebab, kebijakan pemerintah yang selalu menjadi acuan strategi mereka berubah-ubah belakangan ini. Contoh yang paling nyata yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi adalah soal larangan mudik.

”Ini membuat optimisme sektor jasa transportasi dan pariwisata menurun. Akibatnya, perbankan bakal menunda ekspansi kredit pada sektor-sektor yang sensitif terhadap kebijakan pemerintah,” terang Bhima kepada Jawa Pos kemarin (23/4). Selain itu, bank mempertimbangkan dengan serius risiko yang akan mereka hadapi.

Sejauh ini, sektor perkebunan dan pertambangan masih menjadi prioritas penyaluran kredit. Bank memanfaatkan momentum kenaikan harga komoditas ekspor. Terutama, kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Perbankan relatif akan lebih cepat menyalurkan pinjaman untuk dua sektor tersebut demi meningkatkan performa kredit mereka.

Selain faktor sektor usaha, perbankan memandang wilayah sebagai faktor penting lain dalam penyaluran kredit. Sebab, pemulihan ekonomi mustahil merata dan tidak akan terwujud dalam waktu bersamaan. Kawasan Jabodetabek, menurut Bhima, akan pulih lebih cepat ketimbang wilayah lain.

Prediksi itu juga berkaitan erat dengan larangan mudik. Karena sebagian besar masyarakat akan tertahan di Jabodetabek akibat kebijakan yang berubah, aktivitas perekonomian di ibu kota dan sekitarnya bakal meningkat. Mereka yang menerima tunjangan hari raya (THR) akan membelanjakan uangnya di kota. Artinya, perputaran uang di daerah yang biasanya selalu meningkat pesat pada hari raya bakal jauh berkurang.

”Daerah yang jadi tujuan mudik, pemulihan ekonominya lambat. Nah, di situ penyaluran kredit akan lebih sedikit dibanding kota-kota besar,” jelas alumnus University Of Bradford itu.

Jika ditilik dari jenis kreditnya, modal kerja dan investasi akan tumbuh lebih baik ketimbang jenis lainnya. Di sisi lain, kredit konsumsi masih akan tetap tertahan tahun ini. Insentif pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) untuk mobil dan pajak properti yang turun pun tidak akan berkontribusi besar terhadap kredit perbankan. Sebab, risikonya juga besar. Bank-bank akan memilih wait and see.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja meramalkan kredit tumbuh 6 persen pada pengujung tahun ini. Itu disebabkan bank yang dia pimpin memiliki likuiditas yang memadai untuk menyalurkan kredit. Dia optimistis akan bisa melayani sebanyak-banyaknya permintaan yang masuk.

”Selama permintaan kreditnya benar, tentu akan dipenuhi sesuai portofolio kredit kami,” kata Jahja dalam jumpa pers virtual pada Kamis (22/4). Meski demikian, Jahja mengakui bahwa pandemi Covid-19 memengaruhi kinerja intermediasi BCA.

Hingga akhir Maret, total kredit BCA terkoreksi menjadi Rp 586,8 triliun dari sekitar Rp 588,7 triliun pada Desember lalu. Kredit korporasi mendominasi sampai sekitar Rp 262,6 triliun. ”Naik 0,9 persen YoY (year-on-year),” imbuhnya.

Direktur BCA Rudy Susanto menambahkan, kredit yang masih lambat ada pada sektor pariwisata, hotel, dan perdagangan. Sebaliknya, sektor yang tumbuh paling cepat adalah telekomunikasi, minyak kelapa sawit atau CPO, serta sektor turunan dari kayu seperti pulp and paper. ”Karena membutuhkan modal kerja seiring kenaikan harga CPO,” ucapnya. (han/c13/hep)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X