• Senin, 22 Desember 2025

Produksi Padi Lokal Rendah, Pemprov Kembangkan VUB Padi Sawah di Marangkayu

Photo Author
- Senin, 24 Mei 2021 | 12:31 WIB
Pangan masih menjadi permasalahan di Kaltim. Sebab, beras yang dihasilkan petani Bumi Etam hanya mampu memenuhi 50 persen kebutuhan masyarakat.
Pangan masih menjadi permasalahan di Kaltim. Sebab, beras yang dihasilkan petani Bumi Etam hanya mampu memenuhi 50 persen kebutuhan masyarakat.

SAMARINDA - Pangan masih menjadi permasalahan di Kaltim. Sebab, beras yang dihasilkan petani Bumi Etam hanya mampu memenuhi 50 persen kebutuhan masyarakat. Sehingga, gerakan percepatan produksi padi terus dilakukan. Salah satunya Pemprov Kaltim menjalin kerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dalam pengembangan varietas unggul baru (VUB) padi sawah.

Diketahui, produksi padi Kaltim pada 2020 mencapai 262.856 ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan untuk produksi beras pada 2020 tercatat 152.107 ton. Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan, Kaltim baru dapat memenuhi kebutuhan beras sebanyak 50 persen dari produksi lokal dan sisanya didatangkan dari luar kepulauan.

Diharapkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) lebih besar sebagai pendukung pengembangan kegiatan pertanian di desa. “Sebaiknya, petani membentuk korporasi untuk kekuatan mengelola hasil produksi serta keberadaan mekanisasi dan IT. Kita berharap produksi padi di pedesaan bisa terus meningkat,” ungkapnya, Kamis (20/5).

Pihaknya saat ini tengah menjalin kerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dalam pengembangan VUB padi sawah di Marangkayu. Diharapkan Kecamatan Marangkayu dapat menjadi lumbung pangan utama di Kutai Kartanegara, bahkan Kaltim yang memiliki lahan padi fungsional seluas 800 hingga 900 hektare dengan potensi seluas 2.300 hektare.

Selain itu, sebanyak 13 kelompok tani di Kecamatan Marangkayu memiliki lahan sekitar 30 sampai dengan 40 hektare untuk masing-masing kelompok. Namun, panen baru dapat dilakukan dua kali setahun, karena masih mengandalkan tadah hujan serta keperluan lainnya seperti alat tanam, pupuk, herbisida dan irigasi tersier.

“Mereka berharap kehadiran lembaga pemerintah guna mengatasi penumpukan gabah dan pembelian beras. Kita akan mulai dari desa-desa penghasil beras, agar di kemudian hari produktivitas padi kita terus meningkat,” pungkasnya.

Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, pemerintah terus berusaha membangun dan mengembangkan sektor pertanian. Bantuan benih, peralatan, dan prasarana lainnya terus saja diberikan, disesuaikan kebutuhan petani. Kegiatan pertanian dan komitmen kepala daerah menjadi catatan penting baginya, agar program prioritas ini bisa berjalan dengan baik dan terarah.

Pihaknya meminta agar pengelolaan dan pembangunan pertanian diseriusi. Apalagi menyikapi krisis pangan yang terjadi saat ini, pemerintah daerah berusaha mempertahankan lahan-lahan pertanian, tentunya diiringi upaya peningkatan produksi pertanian. Pihaknya juga sudah sosialisasi ke masyarakat. “Tetapi kita tidak bisa memaksa, hanya bisa mengimbau agar bertani,” katanya.

Menurutnya, peran pertanian sangat penting mengingat kebutuhan akan produk pertanian semakin membesar. Lahan-lahan pertanian harusnya meningkat, jangan malah beralih fungsi. Pihaknya juga berharap ada pertimbangan untuk subsidi harga pangan, sehingga masyarakat membeli produk pertanian dengan harga tinggi. Nantinya petani semangat meningkatkan produksinya.

“Minimal kita harus bisa memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga pentingnya memperkuat sektor pertanian di Kaltim,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X