BALIKPAPAN–Permintaan rumah bersubsidi masih menjadi tumpuan hingga triwulan pertama tahun ini. Meski pandemi Covid-19, daya beli perumahan murah ini masih cukup bagus.
Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Balikpapan Andi Mulya mengatakan, sejauh ini permintaan rumah bersubsidi masih stabil. “Di awal tahun sempat menurun karena kami masih menunggu kebijakan baru terkait perumahan murah ini,” terangnya. Menurut dia, pengembang di Kaltim masih mengandalkan rumah bersubsidi karena permintaannya tinggi. Bahkan, dia menyebut, ada kenaikan sekitar 10–15 persen dibanding tahun lalu. Namun, seiring stimulus yang dikeluarkan pemerintah saat ini permintaan rumah komersial dengan harga Rp 300–500 juta mulai tumbuh.
“Yang paling terdampak rumah harga Rp 500 juta ke atas atau lebih Rp 1 miliar. Ini masih sangat susah mencari konsumen. Pembeli untuk rumah mahal tersebut biasanya dari luar Balikpapan,” ujarnya. Di sisi lain, ia berharap proyek ibu kota negara (IKN) bisa segera jalan. Pasalnya hanya itu yang kemungkinan besar bisa menyelamatkan bisnis properti di Balikpapan atau Kaltim.
Terpisah, Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Kaltim Sunarti Amirullah menyatakan, pihaknya mencatat kenaikan permintaan rumah murah sebesar 30 persen. “Faktor yang memengaruhi adalah geliat ekonomi di daerah. Pandangan mereka perhitungan (mendapatkan rumah bersubsidi) lebih baik saat ini, angsuran lebih kecil jadi lebih menunjang,” ujarnya.
Dia menambahkan, subsidi dari pemerintah berupa flat bunga sebesar 5 persen selama 20 tahun menjadikan masyarakat tertarik untuk memiliki properti MBR tersebut. “Daripada ngontrak, dengan penghasilan Rp 4 juta mereka cukup untuk mencicil rumah sendiri,” katanya.
Secara spasial, permintaan properti MBR didominasi Samarinda, Balikpapan dan Paser. Bahkan, di Paser terjadi peningkatan sebanyak 40 persen dibandingkan tahun lalu. “Karena dari segi pertanian dan pertambangan mulai pulih di sana, sedangkan di Samarinda dan Balikpapan karena sebagai poros ekonomi. Dua kota ini memiliki potensi tinggi,” terang Sunarti.
Selain itu, Sunarti menjelaskan di tengah kondisi pandemi tentu memerlukan siasat tersendiri untuk mengelola keuangan, salah satunya dengan menempatkan penghasilan di sektor yang tepat yaitu perumahan.
Dalam melanjutkan tren peningkatan permintaan properti, Apersi Kaltim menyasar perusahaan-perusahaan di sektor pertambangan dan sawit yang ada di Kaltim. “Saat ini kami lebih banyak promosi online dengan menyasar perusahaan-perusahaan di sektor pertambangan dan sawit terutama Paser dan Penajam Paser Utara,” jelasnya.
Ia juga menginformasikan, masyarakat dapat mendaftar melalui aplikasi SiKasep (Sistem Informasi KPR Sejahtera). Kegunaannya masyarakat bisa memilih kota dan perumahan yang ingin didapatkan. Dia mengharapkan peningkatan di tahun ini dapat terus terjadi, yaitu dengan menargetkan 3.500 terserap hingga akhir 2021. (aji/ndu/k8)