• Senin, 22 Desember 2025

Industri Properti Tumbuh Merata

Photo Author
- Kamis, 17 Maret 2022 | 13:18 WIB

BALIKPAPAN – Industri properti pada tahun ini masih mendapatkan angin segar. Pertumbuhan tersebut tak hanya terjadi pada rumah hunian yang terkerek stimulus pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPNDTP). Namun, karena siklus properti yang tak lagi terbendung dengan Covid-19.

Direktur PT Ciputra Development Tbk Agung Krisprimandoyo mengatakan, proyeksi industri properti tahun ini masih cukup baik. Hal tersebut karena ekonomi yang memang sedang mengarah ke tren positif. “Dengan keadaan seperti ini, harusnya pertumbuhan penjualan properti bisa mencapai 20 persen,” paparnya akhir pekan lalu.

Tren tersebut, lanjut dia, memang masih ditopang oleh PPNDTP. Meski sudah turun menjadi diskon 50 persen, namun calon konsumen masih tertarik. Sebab, hal tersebut bisa menguntungkan pembeli hingga puluhan juta rupiah.

Namun, strategi untuk bisa mendorong pembelian end user diakui membuat investor ikut bergerak. Karena itu, pihaknya tidak hanya meluncurkan produk rumah hunian saja. Baru saja, pihaknya meluncurkan produk rumah vila. “Rumah ini bukan hanya untuk pembelian pribadi. Namun, juga untuk investor yang tertarik untuk mendapatkan recurring income (pendapatan reguler, Red),” paparnya.

Sementara itu, General Manager Taman Dayu Dody Purwanto mengatakan, pertumbuhan rumah villa juga bisa mencapai 20 persen. Untuk mencapai hal tersebut pihaknya memang harus mengincar berbagai segmen. Kali ini, pihaknya mengaku mengincar segmen menengah ke bawah dengan kisaran harga Rp 1-2 miliar.

Dia mengaku, tren rumah vila dengan ukuran lebih kecil memang meledak di pandemi. Hal tersebut karena masyarakat memang mengincar rumah liburan karena takut pergi ke fasilitas publik. Namun, biasanya sebagian masih berpikiran untuk mengucurkan dana besar. “Kali ini, kami incar segmen villa terjangkau. Tapi, setelah ini kami juga akan mengincar pasar segmen Rp 5 miliar ke atas,” jelasnya.

Properti komersial menjadi salah satu segmen yang tertahan selama masa pandemi. Namun, tren tersebut rupanya mulai berubah. Tahun ini, pengembang mulai bergerak membangun area komersial setelah melihat potensi ekonomi yang ada.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jatim Soesilo Efendy mengatakan, pelaku industri properti menyimpan optimisme tinggi tahun ini. Hal tersebut karena ekonomi yang diprediksi bakal tumbuh tinggi tahun ini. “Dari kabar yang beredar, kami mengharapkan banyak perubahan tahun ini,” paparnya.

Faktor utama yang diperhatikan justru varian terbaru Covid-19, yakni Omicron. Melihat penyebaran tersebut, Soesilo mengaku lega karena varian terbaru tak mempunyai fatalitas seperti varian Delta. Terlebih lagi, penyebaran vaksin serta booster sesuai target pemerintah.

Dengan semua kemajuan tersebut, dia mendengar bahwa status Indonesia kini menuju ke endemi. Status endemi berarti penyakit tersebut masih ada namun dengan jumlah kasus yang rendah. “Ini adalah faktor utama yang membuat pengembang merasa sangat optimistis. Terutama dengan properti komersial. Sebab, itu berarti WFH dan sekolah online bakal kembali,” jelasnya.

Jika tidak ada krisis dadakan, dia percaya bahwa penjualan properti komersial bisa tumbuh 10 persen. Memang, angka itu masih kalah jika dibandingkan pertumbuhan rumah tapak yang diproyeksikan tumbuh 20 persen lagi tahun ini.

Namun, dia yakin bahwa pengembang bakal memulai rencana area komersial mereka. Sebab, fungsi properti komersial bukan hanya untuk meraih pendapat. Namun, sebagai fasilitas untuk menjadi daya tarik bagi calon pembeli hunian.

Strategi tersebut sudah dilakukan oleh pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland). Perusahaan tersebut baru saja meluncurkan pengembangan area komersial baru di kawasan Surabaya. Direktur Pemasaran Intiland wilayah Surabaya Harto Laksono mengatakan, langkah pengembangan small office home office (SOHO) itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebab, masih banyak yang berminat membuka usaha di kawasan tersebut.

Menempati luas area pengembangan sekitar satu hektare, kawasan tersebut diperkirakan bakal diserahterimakan pada Desember 2024. “Harusnya, area komersial itu bisa beroperasi pada triwulan pertama 2025,” paparnya. (ndu/k15)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X