Dampak pandemi Covid-19 tampaknya masih terasa bagi pelaku usaha perhotelan. Ini terlihat dari masih adanya hotel di Balikpapan yang tutup. Bahkan, dijual di situs jual-beli online. Setidaknya, ada dua hotel yang diperjualbelikan melalui situs OLX.
BALIKPAPAN - Mengutip situs OLX, Rabu (26/4), properti dalam kategori hotel yang dijual tersebar di sepanjang jalan strategis di kota tersebut. Salah satunya adalah hotel aktif bintang empat, Menara Bahtera di Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan yang memiliki 19 lantai, 184 kamar tidur, gedung parkir khusus, kolam renang dan fasilitas lengkap. Hotel ini dibanderol dengan harga Rp 330 miliar.
Hotel ini dibangun di atas lahan seluas 5.363 meter persegi, dengan luas bangunan 32.835 meter persegi, dipajang pada situs tersebut tertanggal 25 Februari 2023. Namun, pada iklan yang sama tertanggal 18 April 2023 harga jual hotel ini turun dan ditawarkan menjadi Rp 300 miliar.
Hotel lain yang berada pada kawasan jalan yang sama, Hotel Nuansa Indah, ditawarkan juga melalui situs tersebut tertanggal 23 Maret 2023 seharga Rp 250 miliar. Hotel ini berdiri di atas lahan seluas 11.560 meter persegi dan memiliki luas bangunan 11.450 meter persegi, dilengkapi kolam renang yang luas, dan fasilitas kebugaran, dengan 165 kamar tidur.
Kemudian, ada hotel bintang tiga di kawasan Balikpapan Timur yang ditawarkan pada situs tersebut sebesar Rp 100 miliar. Rinciannya, harga tanah dijual Rp 30 miliar, dan harga bangunan Rp 70 miliar, dan bisa negosiasi harga. Hotel ini memiliki 166 kamar dengan tiga tipe, berlantai 10.
Namun ada catatan, bahwa hotel ini dibangun sistem build, operate, transfer (bangun, operasi, transfer, BOT) pada 2010 dan dialihkan selama 30 tahun hingga 2042. Bangunan akan dihibahkan dan dikembalikan kepada pemilik tanah. Selama operasional, pemilik tanah akan menerima pendapatan sewa tanah, setiap 3 tahun di muka. Sewa tanah akan meningkat 10 persen setiap 3 tahun hingga 2042.
Secara keseluruhan, Kaltim Post menemukan 18 iklan hotel dijual area Balikpapan pada mesin pencari situs yang dikelola oleh Lamudi, pasar real estate online yang beroperasi di 34 negara yang dikendalikan dari kantor pusat mereka di Berlin, Jerman sejak 2013 itu. Namun, data yang dicatat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan jumlahnya tidak sebanyak itu.
“Data yang ada pada kami, hanya empat hotel yang dijual, yaitu Hotel Nuansa Indah, Hotel Le Grandeur, Hotel Menara Bahtera, dan Hotel Benakutai yang sudah laku,” kata Febri Yudiono, selaku sekretaris PHRI Balikpapan saat dihubungi koran ini, Rabu (26/4).
Dia mengatakan, dijualnya hotel-hotel tersebut akibat tekanan pembiayaan selama pandemi Covid-19 yang berlangsung dua tahun terakhir. Di samping itu, pihak manajemen dan owner tidak berniat untuk melanjutkan operasional hotel yang pada saat Covid-19, tutup. “Meski tutup, tetapi mereka tetap mengeluarkan biaya operasional. Ini yang menjadi pertimbangan untuk melanjutkan operasional,” tuturnya.
Disinggung apakah fenomena hotel dijual ini juga akibat pengaruh tingkat hunian yang menurun? Febri Yudiono tegas membantah. Justru, kata dia, tingkat hunian saat ini sedang meningkat, menyusul dampak pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU).
“Tingkat hunian grafiknya saat ini cukup bagus. Banyak tamu-tamu penting atau pejabat IKN yang menginap di hotel-hotel di Balikpapan,” tegasnya. (ndu/k15)
ARI ARIEF