JANGKA PANJANG: Pemerintah berencana menjalankan bisnis penyimpanan karbon di industri migas untuk mengawal transisi energi yang adil.
Transisi energi menjadi salah satu fokus utama Indonesia, dalam kaitannya menyusun Roadmap to Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Di mana minyak dan gas bumi (migas) akan tetap krusial karena tujuannya tidak hanya kelestarian lingkungan, tetapi ketahanan energi dan transisi yang adil. Dari itu, pemerintah menyiapkan pelaksanaan bisnis penyimpanan karbon alias carbon capture storage (CCS).
ULIL MUAWANAH, Balikpapan
[email protected]
BISNIS ini melibatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Karena bisnis CCS, tidak hanya terbatas pada sektor migas, tetapi dilebarkan ke industri lainnya.
Pembinaan Usaha Hulu Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad mengatakan, secara garis besar Kementerian ESDM bertugas dalam menyiapkan wilayah injeksi, izin eksplorasi, izin penyimpanan, sampai monitoring pasca-penutupan. Sedangkan KLHK untuk izin lingkungan serta dalam penerapan nilai ekonomi karbon.
Adapun SKK Migas dan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) wewenangnya terbatas pada usulan CCS dalam setiap rencana pengembangan atau plan of development (POD). "Beberapa tugas SKK Migas ialah, rekomendasi POD I atas penyelenggaraan CCS. Lalu persetujuan CCS/CCUS atas POD lanjutan," ujar Noor Arifin.
"Kemudian membuat Pedoman Tata Kerja (PTK) penyelenggaraan CCS di dalam wilayah kerja migas. Hingga menyetujui kerja sama KKKS dengan pihak ketiga terkait pengelolaan depleted reservoir yang tidak dimanfaatkan," lanjutnya.
Di dalam Peraturan Presiden (Perpres) tentang CCS, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenkomarves Jodi Mahardi memandatkan SKK Migas sebagai pihak yang akan memonitor pelaksanaan CCS. “Sebab dari sisi teknis keamanan ini kan konsepnya sama seperti di migas. Alih-alih menarik gas keluar, CCS kan menginjeksi karbon ke dalam reservoar. Di sini SKK Migas sudah punya pengalaman dalam hal teknis," terangnya.
Lebih lanjut ia menyatakan, dukungan pemerintah terhadap penerapan teknologi CCS dalam mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Untuk mendukung transisi energi, gas bumi sebagai energi yang lebih bersih dari batu bara dan minyak, CCS akan memenuhi kesenjangan antara kebutuhan energi dan pasokan energi baru terbarukan. Karena itu, SKK Migas mendukung target produksi migas nasional, pengembangan lapangan gas dan mendorong transisi energi dengan mempercepat pengurangan emisi, sehingga CCS/CCUS memainkan peran penting," pungkas Kepala Perwakilan SKK Migas Kalsul Azhari Idris. (ndu/k8)