• Senin, 22 Desember 2025

Luas Panen Padi di Kaltim Berkurang 7,89 Ribu Hektare

Photo Author
- Kamis, 7 Maret 2024 | 11:00 WIB
TANTANGAN: Aktivitas petani memanen padi. Di Kaltim, luas lahan sawah terus mengalami penurunan. (INT)
TANTANGAN: Aktivitas petani memanen padi. Di Kaltim, luas lahan sawah terus mengalami penurunan. (INT)

 

Produksi beras di Kaltim terus menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat pada 2023 luas panen padi menyisakan 57,08 ribu hektare. Mengalami penurunan 7,89 ribu hektare atau 12,14 persen dibandingkan 2022 di level 64,97 ribu hektare. Adapun produksinya padi berkisar 226,97 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau sekitar 132,02 ribu ton beras.

Kepala BPS Kaltim Yusniar Juliana mengatakan, pihaknya melakukan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA). Memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan digunakan Badan Informasi dan Geospasial (BIG) untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR atau BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

Berdasarkan hasil survei KSA, realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 57,08 ribu hektare. Puncak panen padi pada 2023 selaras dengan 2022, yaitu pada Maret. Luas panen padi pada Maret 2023 sebesar 15,35 ribu hektare, sedangkan pada Maret 2022 luas panen padi mencapai 14,72 ribu hektare.

Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2024 mencapai 0,44 ribu hektare dan potensi luas panen sepanjang Februari hingga April 2024 diperkirakan 20,91 ribu hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 21,35 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 6,39 ribu hektare (23,01 persen) dibandingkan 2023 sebesar 27,74 ribu hektare. “Penurunan luas panen tentunya berpengaruh terhadap produksi padi di Kaltim,” katanya.

Produksi padi di Kaltim sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 226,97 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 12,45 ribu ton GKG (5,20 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 239,42 ribu ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2023 terjadi pada Maret, yaitu sebesar 60,67 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada Desember, yaitu sekitar 0,77 ribu ton GKG.

 

Pada Januari 2024, produksi padi diperkirakan sebesar 1,86 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 78,07 ribu ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 79,93 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 27,25 ribu ton GKG (25,42 persen) dibandingkan 2022 sebesar 107,18 ribu ton GKG.

Jika perkembangan produksi padi selama 2023 dilihat menurut Subround, terjadi penurunan produksi padi pada Subround Januari−April 2023 dan September−Desember 2023, yaitu masing-masing sebesar 10,80 ribu ton GKG (9,15 persen) dan 4,41 ribu ton GKG (5,57 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022.

“Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 dan September−Desember 2023, masing-masing sebesar 4,26 ribu hektare (13,33 persen) dan 3,56 ribu hektare (16,80 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022,” pungkasnya. (ndu/k15)

Catur Maiyulinda

@caturmaiyulinda

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X