• Senin, 22 Desember 2025

Kenaikan Bahan Baku Buat Penjualan Makanan Khas Ramadan di Balikpapan Lesu

Photo Author
- Sabtu, 23 Maret 2024 | 15:30 WIB
TERDAMPAK: Selain bahan pokok, beberapa komoditas untuk menu berbuka puasa turut mengalami kenaikan harga di pasaran. Membuat penjualan turun.
TERDAMPAK: Selain bahan pokok, beberapa komoditas untuk menu berbuka puasa turut mengalami kenaikan harga di pasaran. Membuat penjualan turun.

BALIKPAPANKolang-kaling kembali menjadi primadona di pasaran pada momen Ramadan. Berasal dari biji aren, makanan ini umumnya berwarna putih transparan. Tidak hanya menjadi tambahan dalam berbagai hidangan seperti kolak dan es, tetapi juga menjadi camilan favorit bagi banyak orang.

Terlebih dengan suhu yang semakin meningkat, minuman segar seperti es campur menjadi buruan masyarakat kala berbuka puasa. Kolang-kaling dipilih karena memberikan sensasi rasa manis dan kenyal, memperkaya pengalaman rasa.

Meskipun pada hari biasa atau di luar Ramadan, kolang-kaling tidak terlalu mudah ditemukan di pasaran, namun pada bulan suci ini pedagang kolang-kaling bermunculan di berbagai sudut kota. Termasuk di berbagai pasar di Balikpapan. Menanggapi tren ini, beberapa pedagang mengatakan, kepopuleran buah kolang-kaling sebagai bahan es campur bukanlah hal baru.

Salah satu pedagang di Pandansari Iwan mengungkapkan, kolang-kaling yang dijualnya berasal dari Surabaya. Ia mengemas kolang-kaling tersebut dalam bungkusan plastik bening. Dengan harga Rp 10 ribu per bungkus atau sekitar 1/4 kg.

"Harga pada tahun lalu hanya Rp 12 ribu per kg, sekarang Rp 25 ribu pas tiba di Balikpapan jadi Rp 30 ribu. Kenaikan harga itu memang merata, tidak hanya bahan sembako tapi juga berbagai barang, termasuk kolang-kaling ini," ucapnya, Jumat (22/3).

Dengan permintaan yang meningkat selama Ramadan, kolang kaling menjadi salah satu komoditas yang sangat dicari oleh masyarakat. Hanya saja, Iwan mengatakan, situasi pada tahun ini mengalami penurunan. Bila biasanya pada pekan pertama Ramadan ia bisa menjual lebih dari 2 karung atau sekitar 100 kg kolang-kaling, saat ini dia baru menjual 1 karung saja.

Selain bungkusan kecil yang telah dikemas, Iwan bisa pula menerima pesanan dalam jumlah besar. "Ramai hanya di seminggu awal sampai pertengahan bulan puasa. Itu bisa sampai 2–3 karung. Kalau sekarang masih biasa-biasa saja, penjualan malah kelihatan lebih sepi dibandingkan 2023 kemarin," terang pendatang dari Jawa Timur tersebut.

Tak hanya kolang kaling, Iwan menjual cincau hitam, cincau merah, cincau hijau, berbagai macam jelly, dawet sagu, nata de coco, susu kalengan, hingga sirop botolan. Bahan pelengkap minuman es itu dijual mulai harga Rp 3 ribu sampai Rp 20 ribuan.

Hal serupa dirasakan pula pedagang takjil, Astatih yang menjajakan aneka gorengan maupun makanan manis. Biasa dalam sehari ia bisa menghabiskan lebih 20 kg bahan, namun sekarang ia harus legawa dengan hanya 10 kg per hari. Selain karena semakin banyaknya penjual takjil musiman, menurutnya kenaikan harga membuat pedagang maupun pembeli menahan diri.

Sementara pedagang takjil lainnya tetap berupaya untuk menarik pelanggan dengan inovasi dan variasi menu. "Dulu bisa dapat Rp 700 ribu sampai 1 juta, sekarang paling Rp 500 ribu. Kita sih tetap bersyukur, cuma kenaikan harga bahan baku ini membuat keuntungan turun. Kemarin kan memang bahan-bahan lagi mahal, sekarang mulai turun tapi beberapa kan masih ada yang naik harganya. Jadi, pembeli kebanyakan juga milih bikin sendiri di rumah," beber Astatih. (ndu/k8)

Ulil

[email protected]

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X