• Senin, 22 Desember 2025

Aktivitas MICE di Kaltim Kerek Inflasi Akhir Tahun

Photo Author
- Sabtu, 23 Maret 2024 | 19:00 WIB
ilustrasi hotel di Balikpapan.
ilustrasi hotel di Balikpapan.

Tingginya aktivitas meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE) di Balikpapan dan Samarinda dampak kepindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) membuat inflasi menanjak. Pada Triwulan IV 2023 tercatat sebesar 3,46 persen (year on year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya di level 3,07 (yoy) dan inflasi nasional sebesar 2,61 persen (yoy).

 

SAMARINDA–Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, meningkatkan aktivitas MICE mendorong jumlah penumpang angkutan udara sebesar 25,61 persen (yoy). Diiringi juga dengan peningkatan okupansi hotel yang mencapai 68 persen pada Desember 2023. Tertinggi sepanjang tahun tersebut.

Peningkatan konsumsi masyarakat pada momentum hari besar keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru (HKBN Nataru) juga jadi faktor. “Laju peningkatan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga bensin pasca diumumkannya penurunan tarif BBM oleh pemerintah,” ungkap Budi, (22/3).

Sepanjang 2023 pula, tercatat inflasi tahunan gabungan dua kota indeks harga konsumen (IHK) yakni Samarinda dan Balikpapan lebih rendah dibandingkan 2022. “Tercatat sebesar 5,35 persen (yoy), lebih tinggi dibanding inflasi periode yang sama di 2023, yang dipengaruhi oleh faktor base effect. Inflasi Kaltim sepanjang 2022 tercatat relatif tinggi seiring dengan proses recovery ekonomi dan membaiknya penanganan Covid-19,” paparnya.

Peningkatan inflasi gabungan dua kota IHK tadi sejalan dengan inflasi gabungan kota IHK di dua provinsi Kalimantan lainnya. Misal di Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah tercatat masing-masing 2,44 persen (yoy) dan 2,64 persen (yoy). Meningkat dibanding triwulan sebelumnya. “Pergerakan inflasi di kedua kota IHK di Kaltim relatif sejalan, namun Balikpapan mencatatkan inflasi IHK yang lebih tinggi sejak triwulan IV 2021,” ungkap Budi.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, makanan, minuman, dan tembakau serta transportasi memiliki kontribusi dan laju inflasi tertinggi. Yakni sebesar 7,68 persen (yoy) dengan andil 2,14 persen (yoy). Sementara laju transportasi tercatat 4,67 persen (yoy) dengan andil 0,63 persen (yoy).

Peningkatan laju inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh komoditas beras. Sebab, adanya gangguan pasokan di tengah fenomena el nino. Namun, laju inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga komoditas pangan menjelang akhir Triwulan IV 2023. Seperti minyak goreng, bawang merah, dan ikan layang.

“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki pangsa terbesar dalam inflasi Samarinda. Dengan laju pangsa yang juga lebih tinggi dibanding Balikpapan,” katanya.

Lalu untuk transportasi, terutama didorong oleh normalisasi permintaan. Khususnya pada komoditas angkutan udara seiring dengan momentum HKBN Nataru. “Laju dan pangsa inflasi kelompok transportasi di Samarinda lebih rendah dibanding periode sebelumnya. Sebaliknya, di Balikpapan tercatat lebih tinggi. Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh tarif angkutan antar-kota yang mengalami penurunan di Samarinda dan Balikpapan masih menunjukkan laju yang sama,” tutup Budi. (ndu/k8)

RADEN RORO MIRA

@rdnrrmr

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X