Stok pangan dipastikan cukup hingga 1,8 bulan ke depan. Lebaran yang tinggal menghitung hari, bahan pokok penting (bapokting) dijamin aman dan tercukupi. Warga pun diimbau agar bijak berbelanja untuk keperluan Idulfitri.
“Belanja mesti sesuai keperluan dan jangan berdasarkan keinginan. Jelang Lebaran ini, arus barang yang beredar di masyarakat mengalami peningkatan. Jadi, memang harus benar-benar bijak mengalokasikan belanjaan,” ungkap Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM (DPPKUKM) Kaltim Heni Purwaningsih.
Dia menyebut sesuai hukum ekonomi, ketika ada permintaan tinggi, maka harga barang cenderung naik. Apalagi momen Idulfitri. Sudah jadi kewajiban pemerintah untuk menyediakan barang keperluan pokok dalam jumlah cukup, mutu baik, dan harga terjangkau.
Baca Juga: Lonjakan Permintaan BBM saat Puncak Arus Mudik Diprediksi 38,8 Persen
“Ada supply dan demand. Menjelang HBKN (hari besar keagamaan nasional) pada bikin halalbihalal atau open house. Jadi, akhirnya belanja keperluan bertambah. Itu yang memicu kenaikan permintaan dan harga. Kenaikan harga di Kaltim sebetulnya dari segi inflasi sudah dibahas saat rapat pimpinan rutin. Inflasi Kaltim pada Maret dibanding Februari sudah turun. Februari ‘kan sempat di rata-rata nasional, yakni 3,28 persen. Maret sudah turun menjadi 3,03 persen di bawah rata-rata nasional 3,05 persen,” lanjutnya.
Angka itu menurutnya sudah menunjukkan bahwa berbagai upaya pemerintah daerah dalam menekan inflasi sudah terlihat. Sementara, pada beberapa komoditas yang harganya masih tinggi, salah satunya beras. Disebutkan Heni, tak terlepas dari kejadian di hulu.
“Kaltim ini ‘kan pasokan beras masih dari Sulawesi dan Jawa. Masalah di petani juga belum sepenuhnya keluar dari el nino. Banyak yang gagal panen. Masuk Maret juga beberapa daerah masih belum panen raya. Selain itu, gabah kering di tingkat petani mengalami kenaikan. Pemicunya selain el nino, juga karena pupuk hingga BBM (bahan bakar minyak),” papar Heni, Kamis (4/4).
Dikatakan, harga pokok produksi (HPP) naik. Sehingga, di tingkat konsumen juga berbanding lurus. Untuk pengendalian harga sudah banyak dilakukan. Tercatat, lebih dari 130 pasar murah terlaksana. Hingga reduksi biaya transportasi untuk menekan ongkos distribusi yang turut memicu kenaikan harga.
Sejalan dengan itu, Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) DPPKUKM Kaltim Syahrani menambahkan, pihaknya sudah melakukan tinjauan lapangan pada 1-2 April lalu. Melibatkan 10 instansi terkait.
“Ketika di lapangan, temuan kami itu ada beberapa alasan penjual hingga dari gudang menaikkan harga beras. Sebab, dari ongkos kirim sudah mahal. Jadi, memang harus naik. Di sisi lain, masyarakat ada yang membeli banyak. Sehingga stok sedikit, pengiriman lambat, dan harga pun naik,” paparnya.
Meski harganya masih terpantau naik, Syahrani memastikan stok beras aman hingga tiga bulan ke depan. Selain itu, yang turut diawasi adalah perizinan edar, kebersihan, sanitasi toko, label produk, pengecekan barang kedaluwarsa, pemisahan barang halal dan non-halal, pencantuman harga, pemastian barang tak menggunakan barang berbahaya hingga produk yang dijual sesuai ketentuan.
Menurutnya, tujuan pengawasan dan tinjauan lapangan itu juga agar masyarakat bisa merasakan aman saat berbelanja serta mengonsumsi. “Selain pasar murah, ‘kan juga ada operasi pasar. Bahan-bahan memang mulai naik perlahan karena permintaan tinggi. Kami juga berupaya menekan harga. Pengamanan stok juga dijaga. Makanya dengan pasar murah itu untuk menjaga stabilitas harga juga,” tutup dia. (rom/k15)