• Senin, 22 Desember 2025

Tahan Guncangan Konflik Iran-Israel, Menko Perekonomian Siapkan Kebijakan Strategis

Photo Author
Indra Zakaria
- Selasa, 16 April 2024 | 10:37 WIB
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Nurul Fitriana/JawaPos.com)
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Nurul Fitriana/JawaPos.com)

 

JAKARTA –Pemerintah terus memantau eskalasi konflik Iran-Israel. Dampak ekonomi disebut akan tergambar pada perdagangan hari ini (16/4) setelah libur Lebaran.

’’Rambatan dampak (eskalasi konflik, Red) pada pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan Selasa (16/4). Namun, langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas. Terutama minyak akibat terganggunya pasokan serta kenaikan harga emas sebagai aset safe haven dan rambatan ke sektor lainnya,’’ ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dia mengungkapkan, konflik itu juga akan menimbulkan gangguan pada rantai pasokan melalui Terusan Suez yang berdampak langsung setidaknya pada kenaikan biaya kargo. Produk yang terganggu, antara lain, gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa.

Baca Juga: Rupiah Terus Melemah, Dolar Sudah Tembus Rp16 Ribu

Secara fundamental, perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5 persen dengan inflasi yang terkendali. Sampai Februari 2024, neraca perdagangan RI mengalami surplus dan menopang cadangan devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat.

’’Kami akan siapkan sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan perekonomian nasional tidak terdampak lebih jauh. Tentunya tingkat kepercayaan pasar pada kemampuan perekonomian nasional untuk merespons dampak eskalasi konflik mesti kita jaga,’’ tuturnya.

Dia juga mengimbau investor maupun pelaku pasar tetap tenang menghadapi kondisi yang terjadi. Pemerintah dipastikan akan terus melakukan langkah terukur untuk menanggapi dinamika ekonomi.

Ketegangan Iran-Israel mendorong harga minyak mentah jenis Brent berjangka diperdagangkan di atas USD 90 setelah ditutup 1,1 persen lebih tinggi pada Rabu (10/4). Sementara, harga West Texas Intermediate (WTI) mendekati USD 86.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menjelaskan bahwa ketegangan geopolitik dan pengurangan pasokan OPEC+ telah mengerek harga minyak dunia tahun ini hampir 18 persen. Di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia, Pertamina Patra Niaga akan terus menjaga pasokan BBM nasional serta stabilitas harga.

’’Kami tetap memastikan pasokan BBM nasional dalam kondisi aman. Kami juga berkomitmen menjaga harga BBM domestik tetap stabil agar tidak berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat,’’ ujarnya di Jakarta kemarin (15/4).

Riva menyatakan, Pertamina mengambil kebijakan mempertahankan harga walau biaya produksi BBM meningkat seiring kenaikan harga minyak dunia. ’’Sebagai perusahaan negara, kami mendukung upaya pemerintah menjaga perekonomian nasional lebih stabil dan kondusif,’’ tuturnya. (dee/c14/dio)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Jawapos

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X