• Senin, 22 Desember 2025

Investor Malaysia Lirik Proyek Desalinasi di Kaltara

Photo Author
- Rabu, 1 Mei 2024 | 10:49 WIB
PENINJAUAN LAHAN: Gubernur Kaltara, Dr. (HC) H. Zainal A. Paliwang, M.Hum, mendampingi investor asal Malaysia meninjau lahan rencana pembangunan RSUD Tanjung Selor belum lama ini. FOTO: DKISP
PENINJAUAN LAHAN: Gubernur Kaltara, Dr. (HC) H. Zainal A. Paliwang, M.Hum, mendampingi investor asal Malaysia meninjau lahan rencana pembangunan RSUD Tanjung Selor belum lama ini. FOTO: DKISP

Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki daya tarik cukup kuat terhadap para investor. Selain karena kekayaan alamnya, juga ada potensi yang lain yang cukup menjanjikan.

 Teranyar, investor dari Malaysia juga melirik potensi investasi di Kaltara, khususnya pada sektor desalinasi, sebuah teknologi mengelola air asin menjadi air tawar yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

 Penatakelola Penanaman Modal Ahli Muda Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara, Rahman Putrayani mengatakan, investor Malaysia ini merupakan investor yang kedua melirik untuk pembangunan desalinasi ini setelah sebelumnya investor dari Singapura juga melirik potensi itu di Kaltara.

 “Sudah ada beberapa investor yang mau masuk, di antaranya dalam waktu dekat ini akan ada penjajakan dari Malaysia. Sebelumnya itu ada juga yang dari Singapura ingin membangun desalinasi air asin menjadi air tawar itu,” ujar Rahman kepada Radar Kaltara saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu. Hanya saja, lanjut Rahman, dari Malaysia ini masih meminta surat secara resmi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara yang berisikan penawaran ke mereka terkait potensi yang ingin dikelola tersebut.

 “Investor dari Malaysia ini memiliki pengalaman di Taiwan. Mereka pernah membangun desalinasi di Taiwan, makanya mereka ingin masuk ke Kaltara,” katanya.

 Rahman mengatakan, sementara ini lokus yang dilirik oleh investor untuk melakukan pembangunan desalinasi ini adalah Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan. Tapi, ada juga yang mengusulkan agar Pulau Bunyu di Kabupaten Nunukan juga bisa ditawarkan. “Karena pulau ini kan butuh air bersih (tawar, Red) juga. Jadi kemungkinan kita akan nambah lokusnya di Pulau Bunyu,” tuturnya.

 Sejauh ini, komunikasi masih intens dilakukan dengan para investor ini. Untuk yang di Tarakan, itu sudah direspons oleh DPMPTSP setempat dan mereka sedang menyiapkan surat penawaran terhadap potensi pembangunan desalinasi itu.

 

 “Untuk Nunukan juga sudah kita sampaikan untuk segera menyiapkan. Tapi kalau Bunyu ini kita belum ada komunikasi ke pemerintah daerah setempat. Nanti coba saya komunikasi dengan DPMPTSP Bulungan,” sebutnya.

 Pastinya ada banyak sekali potensi yang dimiliki provinsi e-34 Indonesia ini. Hanya saja untuk saat ini baru ada lebih dari 17 IPRO yang dimiliki, yang mana dari jumlah ini sudah ada beberapa yang akan dimasuki oleh investor.

 “Cuma tentu butuh waktu, karena yang namanya ingin mempromosikan itu bukan pekerjaan yang langsung. Artinya tidak semudah membalik telapak tangan, tapi ada proses yang tentunya harus dilalui,” pungkasnya. (iwk/har)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X