Seiring membaiknya kondisi ekonomi dan pascapandemi, industri jasa dekorasi di Balikpapan kembali merasakan angin segar. Gelaran pesta pernikahan, ulang tahun dan pameran semakin marak, mendorong peningkatan permintaan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (Aspedi) Balikpapan Wati mengungkapkan, kondisi industri jasa dekorasi telah tumbuh hingga 100 persen. "Alhamdulillah, situasinya semakin membaik, bahkan mencapai 100 persen. Kembali seperti dulu lagi, normal seperti sebelum 2021," ungkapnya.
Menurut Wati, tidak hanya jasa dekorasi yang mengalami peningkatan permintaan, tetapi juga jasa lainnya terkait acara dan perayaan. "Dulu, ada aturan ketat terkait setting makanan atau katering, namun sekarang sudah tidak lagi. Jumlah tamu pun tidak lagi dibatasi, hal ini turut mendorong pertumbuhan berbagai jasa terkait," tambahnya.
Wati, yang juga mengelola Wati Flowers Decoration and Tend mengungkapkan, bahwa mayoritas pesanan yang diterimanya adalah untuk dekorasi pernikahan. "Saya memang lebih fokus pada acara pernikahan, mengingat banyaknya pemesanan yang masuk bahkan sejak tahun lalu," ungkapnya.
Baca Juga: UMKM Pertanian Harus Jeli Lihat Peluang Hilirisasi PertanianBaca Juga: UMKM Pertanian Harus Jeli Lihat Peluang Hilirisasi Pertanian
Setiap bulan, Wati harus menangani minimal enam dekorasi pernikahan, terutama untuk acara yang diselenggarakan di dalam ruangan. Selain itu, permintaan untuk acara pameran maupun kegiatan pemerintahan hingga instansi lainnya juga cukup signifikan. Wati berharap, situasi ini dapat terus bertahan dan bahkan menjadi lebih baik di masa mendatang.
Namun, di tengah kenaikan permintaan, dia juga menghadapi tantangan baru terkait kenaikan biaya transportasi dan bahan baku. "Saya biasa membeli bunga segar dari pemasok di Surabaya, dan saya merasakan kenaikan harga hingga 30 persen," sebutnya.
Sementara itu, di Aspedi Balikpapan terdapat 25 vendor terdaftar hingga saat ini. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, di mana anggota Aspedi Balikpapan pernah mencapai lebih dari 35 vendor. Salah satu alasan penurunan ini adalah kurangnya minat sumber daya manusia lokal untuk terlibat dalam industri ini.
"Banyak vendor yang harus merekrut tenaga kerja dari Jawa karena minimnya minat dari masyarakat lokal," kata Wati. Meski menghadapi tantangan, Wati dan para pelaku usaha jasa dekorasi lainnya tetap optimistis terhadap pertumbuhan industri ini di masa mendatang. Dengan adanya permintaan yang terus meningkat, diharapkan industri jasa dekorasi di Balikpapan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian kota ini.
"Ditambah, sekarang ini banyak teman-teman juga menerima untuk kegiatan di luar kota, termasuk kegiatan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Semenjak adanya IKN ini, memang permintaan kian meningkat juga," pungkasnya. (ndu/k15)