SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berhasil menemukan potensi tambahan produksi minyak dan gas pada Raker Produksi, Metering, dan Pemeliharaan Fasilitas 2024. Potensi tambahan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak sebesar 4.096 BOPD dan gas sekitar 98 MMSCFD.
Potensi tambahan produksi minyak dan gas tersebut merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan, seperti optimalisasi kegiatan pemeliharaan terencana, implementasi teknologi produksi, debottlenecking, pengurasan stok, optimalisasi fasilitas produksi, dan penggunaan fuel yang lebih efisien.
Menurut Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Bambang Prayoga, potensi penambahan produksi ini merupakan hasil dari program di luar yang telah disepakati pada Work, Program & Budget (WPnB) 2024.
"Keberhasilan SKK Migas dan KKKS menemukan potensi tambahan produksi minyak dan gas menunjukkan bahwa kami terus bekerja keras melakukan berbagai upaya ditengah situasi dan kondisi yang sulit dan menantang, agar produksi minyak dan gas dapat ditingkatkan," ungkap Bambang.
Dia juga menegaskan bahwa setelah raker ini selesai, SKK Migas akan melakukan koordinasi dan diskusi teknis lanjutan agar program bisa dieksekusi sesuai target waktu yang disepakati. "Semakin cepat bisa dijalankan program Filling The Gap tersebut, maka penambahan produksi minyak dan gas tentunya dapat segera diwujudkan", tambahnya.
Berbagai KKKS turut berkontribusi dalam peningkatan produksi minyak dan gas, antara lain Pertamina Group, Exxon Mobil Cepu Limited, Medco Group, ENI Muara Bakau, dan BP Berau. Selain melalui program filling the gap, SKK Migas dan KKKS juga berencana melakukan inovasi dan terobosan untuk mengurangi penggunaan fuel gas dan menggantikannya dengan sumber energi listrik dari PLN.
Menurut Bambang, dengan temuan potensi tambahan produksi minyak dan gas ini, diharapkan industri minyak dan gas di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang maksimal bagi negara. "Jika rencana mengganti penggunaan fuel gas ke listrik PLN bisa diwujudkan, fuel gas sebanyak 32 MMSCFD bisa dikomersialisasikan sebagai gas pipa, LNG, maupun dalam bentuk lainnya," tuturnya. (ndu)
Ulil