Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku, Benua Etam semakin memperkokoh identitasnya dengan keberadaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berkembang pesat. Salah satunya adalah Roti Gembung Ibu Kota, yang menjadi primadona di kawasan sekitar ibu kota baru ini.
DIBALIK kesuksesan Roti Gembung Ibu Kota, terdapat kisah inspiratif Jumriah, pendiri dari usaha ini. Merintis usaha sejak dua tahun lalu, Jumriah menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kesulitan dana hingga persiapan otodidak yang membuatnya sempat menitikan air mata.
Namun, berkat semangat pantang menyerah dan dukungan dari lingkungan sekitar, Roti Gembung Ibu Kota berhasil meraih kesuksesan gemilang. Dengan modal awal sekitar Rp100 juta rupiah, usaha ini kini mampu mendulang omzet luar biasa. Bahkan, meraih penjualan tertinggi hingga 200 balok roti hanya dalam beberapa jam saja, ketika pembukaan outlet pertamanya.
"Iya, saat itu, dua tahun lalu saat saya memutuskan membuka outlet pertama Roti Gembung Ibu Kota nggak nyangka bakalan ludes hanya dalam hitungan jam. Dan itu berlangsung kurang lebih selama tiga bulan. Setelahnya rata penjualan sekarang 100-150 balok roti per hari, khususnya yang roti gembung," ujar mantan honorer di instansi pemerintahan tersebut.
Alumni SMK 1 Penajam Paser Utara (PPU) itu juga mengatakan, keberhasilan Roti Gembung Ibu Kota juga turut memberi dampak positif bagi sektor UMKM di sekitar IKN. Dengan ikut serta dalam mengembangkan ekonomi lokal, m usahanya memberikan inovasi baru dalam bidang kuliner, sekaligus membuka pintu peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
"Sekarang sudah ada 8 karyawan dari warga sekitar, dengan tiga outlet yang berada di Waru, Sepaku III dan Sepaku I," sebut Jumriah.
Menawarkan berbagai varian rasa seperti cokelat, cokelat crunchy, cokelat keju, tiramisu, dan sarikaya, Roti Gembung Ibu Kota berhasil menarik perhatian tidak hanya dari penduduk lokal, tetapi juga wisatawan yang datang ke IKN.
Meski perjalanan merintis usaha tidak selalu mulus, Jumriah mengaku bahwa setiap tantangan merupakan pembelajaran berharga. Baginya, tangisan karena persiapan otodidak dan kesulitan awal adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.
Dengan keberhasilannya, Roti Gembung Ibu Kota tidak hanya menjadi salah satu oleh-oleh kuliner IKN, tetapi juga memperluas jaringan pertemanan dan pengalaman bisnis bagi Jumriah secara pribadi. "Dulu ketika Kaltim digadang-gadang jadi IKN, saya langsung terbesit membangun usaha. Meski harus belajar secara otodidak, saya tidak menyangka masyarakat akan langsung menerima. Tentu saja ini membuat saya semakin bersemangat, dan berharap semakin banyak pula pelaku UMKM lainnya muncul dan menjajakan kuliner khas IKN yang bisa jadi oleh-oleh bagi tamu saat berkunjung," tandasnya. (lil/waz)