• Senin, 22 Desember 2025

Harga Beras Naik, Petani di PPU Pilih Tak Jual ke Bulog

Photo Author
- Jumat, 28 Juni 2024 | 15:15 WIB
HARGA NAIK: Petani menaikkan beras mereka yang sudah dikemas dalam karung untuk dijual ke pasar, pedagang, dan tengkulak asal Kalsel dengan harga tertinggi Rp 13 ribu per kilogram.(Foto: Ist)
HARGA NAIK: Petani menaikkan beras mereka yang sudah dikemas dalam karung untuk dijual ke pasar, pedagang, dan tengkulak asal Kalsel dengan harga tertinggi Rp 13 ribu per kilogram.(Foto: Ist)

 

Petani di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), khususnya di wilayah Kecamatan Babulu, sedang bergembira. Kegembiraan mereka karena harga beras di pasaran saat ini sesuai dengan harapan mereka, yaitu berkisar antara Rp 11.500 hingga Rp 13.000 per kilogram. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli dari Badan Usaha Logistik (Bulog), yang hanya Rp 11.000 per kilogram. “Karena perbedaan harga yang mencolok ini akibatnya banyak petani di Babulu yang memilih menjual beras ke pasar, dan bukan ke Bulog,” kata Totok Suprapto, ketua DPC Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) PPU.

Baca Juga: Ada Penyesuaian Jadwal Pemulangan, Garuda Minta Maaf kepada Jamaah Haji

 

Dijelaskannya, pembelian beras dengan harga lebih tinggi dibandingkan pembelian dari perusahaan umum perberasan nasional itu dilakukan oleh tengkulak dari Kalsel. Selain itu, ujar dia, pedagang dan pasar di daerah ini, termasuk perusahaan-perusahaan lokal yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, seperti grup PT Astra Agro, membeli dengan harga Rp 13.500 per kilogram. “Tetapi, jumlah beras yang dijual dari petani di Babulu lebih banyak dibeli tengkulak dari Kalsel,” katanya.

“Teman-teman penggilingan ini mulai banyak yang menjual berasnya ke Kalsel dan perusahaan, dan bulan ini saja hampir 300 ton. Satu pemilik penggilingan ada yang sebulan terakhir ini mampu menjual 60-70 ton beras,” tambahnya. Ia mengatakan, harga yang berlaku di pasar sekarang ini mengobati kekecewaan petani yang sebelumnya menjual berasnya ke Bulog dengan harga Rp 11.000 per kilogram. Sejauh ini, Perpadi PPU mewakili petani di Babulu terikat kontrak pemenuhan kebutuhan beras di gudang Bulog sebanyak 50 ton dengan harga Rp 11 ribu per kilogram hingga akhir bulan ini.

Kerja sama itu setelah pihak pemerintah daerah dan pusat turun, dan mengatasi keluhan petani setempat akibat menumpuknya jumlah beras yang jumlahnya mencapai ribuan ton yang tidak terserap oleh Bulog. Disinggung tentang kelanjutan kerja sama Perpadi PPU dengan Bulog ini, Totok Suprapto mengatakan, tidak berlanjut. “Tidak ada, kami jual keluar. Bulog harganya rendah walaupun itu harga ketetapan nasional. Sekarang ini di luar harganya bagus dan paling tidak petani sudah tidak rugi. Jadi, petani saat ini konsentrasi menjual berasnya ke sana melalui tengkulak yang datang kemarin,” jelasnya.

Soal harga yang diminta petani yang lebih tinggi dari harga Bulog itu diakui oleh Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Kaltim dan Kaltara, Mersi Windrayani, saat dihubungi Kaltim Post, Jumat (31/5). Namun, kata dia, pihaknya tidak bisa mengubah keputusan harga nasional itu. “Perpadi meminta dengan harga Rp 12 ribu, sedangkan Bulog berdasarkan Keputusan Kepala Bapanas No. 167 Tahun 2024 dengan harga fleksibilitas yaitu Rp 11 ribu per kilogram,”| jelas Mersi Windrayani. Ia mengatakan, bahwa kerja sama dengan Perpadi PPU untuk menyerap 50 ton beras dengan harga Rp 11 ribu per kilogram itu sampai akhir Juni 2024.(*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X