Di tengah siang yang terik, dengan hanya beberapa kipas gantung di sudut tertentu yang tak mampu memberikan kesejukan memadai, udara panas tetap menyerbak. Terlebih ketika ramai pengunjung yang datang ke Pasar Inpres Kebun Sayur.
Belum lagi, saat hujan, air menggenang dan mengganggu para tamu yang datang berbelanja. Ditambah kondisi jalan di belakang pasar yang sudah lama rusak. Pedagang sudah melakukan tambal sulam dengan semen, namun tidak kunjung membaik.
"Kondisinya (Pasar Inpres Kebun Sayur) memang belum ada pembenahan," ungkap Tan Lili, pemilik PT Warna Pelangi Tour and Travel, Jumat (28/6).
Baca Juga: Sudah Lapuk dan Akses Rusak, Perbaikan Pasar Inpres Kebun Sayur Mendesak
Ia mengungkapkan bahwa kunjungannya ke pasar tersebut sering kali terpaksa dilakukan atas permintaan tamu yang ingin mendapatkan oleh-oleh berupa kerajinan. Namun, kondisi pasar yang kurang nyaman membuat beberapa tamunya mengeluhkan hal yang sama.
Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Balikpapan ini juga menyoroti kurangnya variasi produk yang ditawarkan di Pasar Inpres Kebun Sayur. Ia menyarankan agar para pedagang tidak hanya fokus pada perbedaan harga, tetapi juga mengembangkan jenis produk yang lebih beragam dan memiliki ciri khas yang kuat. "Kenyataannya, satu toko dan toko lainnya hampir sama saja, hanya harganya yang berbeda," ujarnya.
Namun demikian, ketika membandingkan pengalaman di beberapa daerah, ada yang hampir sama, sedangkan seperti Jogjakarta mampu menunjukkan bahwa keragaman kuliner dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Ditambah lagi dengan adanya atraksi di area pasar.
Mengenai infrastruktur pasar, Tan Lili setuju dengan permintaan para pedagang agar bangunan tidak dibangun bertingkat. Menurutnya, hal ini akan memudahkan akses bagi pedagang dan pengunjung, serta menjaga estetika pasar yang mengandalkan keaslian dan kemudahan dalam bertransaksi.
Peran Pasar Inpres Kebun Sayur sebagai pusat oleh-oleh tidak bisa dianggap remeh. Bagi Tan Lili, pasar ini harus menjalani transformasi menyeluruh, dari peningkatan infrastruktur hingga penambahan fasilitas pendukung lainnya.
"Membuat pusat oleh-oleh Pasar Inpres Kebun Sayur juga harus berbenah dan mempercantik diri. Baik infrastruktur hingga fasilitas lainnya harus ditambah," tuturnya.
Tan Lili juga membawa harapan bahwa dengan adanya revitalisasi atau pembenahan di Pasar Inpres Kebun Sayur, citra kota Balikpapan juga akan meningkat, menjadikannya lebih menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehingga, pembenahan ini harus segera direalisasikan.
"Sebagai penyangga ibu kota baru IKN (Ibu Kota Nusantara), ke depan Balikpapan akan semakin padat, bukan hanya penduduknya yang bertambah tetapi juga kunjungan dari tamu-tamu. Oleh karena itu, revitalisasi harus dicapai dan peningkatan produk kerajinan harus lebih bervariasi," tutupnya. (*)