Impor Kalimantan Utara (Kaltara) pada Mei 2024 mengalami peningkatan 218,19 persen atau menjadi USD 115,70 juta bila dibandingkan dengan April 2024 atau kondisi bulan sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, impor non migas Kaltara pada Mei 2024 menurut negara asal mencapai USD 115,70 juta, yang berasal dari China, Swedia, Singapura, Malaysia, Afrika Selatan hingga Italia.
“Nilai impor tertinggi itu berasal dari Cina, yakni mencapai USD 63,85 juta, kemudian disusul Sweden senilai USD 43,33 juta,” ujar Mas’ud Rifai, Kepala BPS Kaltara kepada Radar Kaltara saat dikonfirmasi, Selasa (9/7).
Jika dibandingkan dengan kondisi April 2024, impor non migas pada Mei 2024 tercatat mengalami peningkatan sebesar 218,19 persen. Sedangkan secara kumulatif nilai impor non migas pada periode Januari-Mei 2024 sebesar USD 455,71 juta.
“(secara kumulatif) ini mengalami peningkatan sebesar 213,70 persen dibanding periode yang sama (Januari-Mei) di tahun 2023,” kata Mas’ud.
Sementara untuk impor barang migas menurut negara asal, pada Mei 2024 tercatat tidak melakukan impor. Untuk komoditi barang non migas tercatat melakukan impor pada Mei 2024 mencapai USD 115,70 juta.
Mas’ud menyebutkan, peningkatan nilai impor pada Mei 2024 disebabkan oleh peningkatan nilai komoditi barang hasil industri menjadi USD 115,22 juta atau naik sebesar 221,73 persen.
“Sedangkan hasil tambang turun 12,41 persen atau menjadi USD 0,48 juta. Adapun hasil pertanian tercatat tidak melakukan transaksi impor pada Mei 2024,” sebutnya.
Secara kumulatif bulan berjalan, lanjut Mas’ud, nilai impor provinsi ke-34 Indonesia ini periode Januari Mei 2024 mencapai USD 456,38 juta. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023, tercatat terjadi peningkatan 212,79 persen.
Selain itu, Mas’ud juga menyebutkan bahwa neraca perdagangan kegiatan ekspor-impor melalui pelabuhan di Kaltara pada Mei 2024 tetap menunjukan nilai yang positif (surplus), yang mana pada Mei 2024 neraca perdagangan surplus USD 165,29 juta.
“Angka ini mengalami peningkatan sebesar 59,74 persen dibanding kondisi April 2024 yang hanya surplus sebesar USD 103,48 juta,” pungkasnya. (iwk/har)