Dibandingkan Maret 2023, persentase penduduk miskin di Kota Balikpapan pada Maret 2024 menjadi 2,23 persen, atau berkurang 0,08 poin dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Jumlah penduduk miskin juga turun menjadi 14,53 ribu orang, berkurang 0,46 ribu orang dibandingkan tahun lalu. Garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp782.248 per kapita per bulan, mengalami peningkatan dari Rp743.084 per kapita per bulan pada tahun 2023.
Sementara itu, indeks kedalaman kemiskinan turun menjadi 0,13 persen dari sebelumnya 0,25 persen, dan indeks keparahan kemiskinan menurun menjadi 0,01 persen, dari 0,04 persen pada tahun 2023.
Data tersebut dikulik oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan. Dalam hal ini, sebagai rangka meningkatkan akurasi data, BPS Balikpapan mengadakan pelatihan untuk 24 petugas survei di Pacific Hotel Balikpapan, Rabu (4/9).
Pelatihan ditujukan bagi petugas lapangan Survei Sosial Ekonomi Nasional Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Susenas MSBP), dan Survei Ekonomi Rumahtangga Triwulanan (Seruti Triwulan III).
Dalam sambutannya, Kepala BPS Balikpapan Marinda Dama Prianto menyatakan, bahwa pelatihan ini penting untuk memastikan data yang dihasilkan dapat mendukung perencanaan pembangunan yang efektif.
Sekaligus bertujuan meningkatkan kompetensi petugas, dalam mengumpulkan data sosial ekonomi, dan indikator ekonomi rumah tangga yang valid.
"Beberapa output penting dari Susenas, seperti angka kemiskinan dan indeks pembangunan manusia (IPM), sangat krusial untuk perencanaan pembangunan. Kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan integritas petugas dan kualitas data yang diperoleh," ungkap Marinda.
Marinda juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam survei. "Kami berharap responden dapat memberikan jawaban yang sejujurnya sesuai kondisi sehari-hari mereka," tambahnya.
Dihadapan seluruh peserta pelatihan, Marinda berpesan, petugas pendata harus memiliki integritas tinggi dalam pengumpulan data, jangan ada moral hazard dan apalagi sampai ada petugas yang tidak mendata ke lapangan/melakukan pengisian kuesioner secara sembarangan.
“Pelaksanaan kegiatan ini kami harapkan bisa selaras dengan program kerja pembangunan pemerintah Balikpapan dan dapat menghasilkan indikator untuk mengukur capaian pembangunan,” ungkapnya, didampingi Instruktur Nasional Ika Mustika.
Data yang dihasilkan dari survei ini dapat diakses secara gratis melalui website BPS Balikpapan di [balikpapankota.bps.go.id](htt