Prokal.co, Di Desa Honggobayan, Kartasura, seorang perempuan tangguh bernama Desi membuktikan bahwa ketekunan dan semangat mampu mengubah nasib.
Berawal dari pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah minimarket dan toko buku selama delapan tahun, Desi memutuskan untuk memulai usaha sendiri setelah menikah dan memiliki anak.
Usaha kelontong yang kini dijalankannya menjadi contoh nyata bagaimana pengusaha perempuan dapat berkembang dengan bantuan kemitraan yang tepat, seperti melalui program AgenBRILink dan kelompok Mekaar.
Baca Juga: BRI Wealth Management Raih Pertumbuhan Aset 23% dan Nasabah Prioritas Capai 161 Ribu
Desi tidak langsung sukses. Pada awalnya, ia mengalami berbagai rintangan saat memulai usaha kelontong di lingkungan yang mayoritas dihuni oleh warga kos.
Namun, berbekal pengalaman di sektor ritel dan pinjaman dari BRI, ia terus berjuang. Dengan modal yang didapat dari BRI, Desi mendirikan toko kelontong yang semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Ketekunan Desi membuahkan hasil ketika ia mulai bergabung dengan AgenBRILink, salah satu inovasi dari BRI yang dirancang untuk memperluas akses layanan perbankan.
Melalui AgenBRILink, Desi kini menangani lebih dari 50 transaksi per hari, memberikan tambahan penghasilan yang signifikan untuk keluarganya.
"Dengan adanya AgenBRILink, pengeluaran rumah tangga saya kini tidak terlalu dipikirkan lagi," ungkapnya.
Selain sukses mengelola bisnis kelontong, Desi juga aktif sebagai Ketua Kelompok Mekaar, sebuah inisiatif pemberdayaan ekonomi lokal yang kini memiliki 15 anggota.
Awalnya, kelompok ini hanya beranggotakan 10 orang, tetapi berkat bimbingan Desi, anggotanya terus bertambah, dan beberapa dari mereka bahkan telah lulus serta mandiri menjalankan usaha mereka.
Kemitraan Desi dengan AgenBRILink dan BRI adalah contoh nyata bagaimana program perbankan inklusif mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Menurut Senior Executive Vice President Ultra Micro BRI, Muhammad Candra Utama, saat ini ada lebih dari 1 juta agen AgenBRILink di seluruh Indonesia.