• Senin, 22 Desember 2025

Daya Saing Produk Rendah dan Biaya Produksi Tinggi Jadi Masalah Ekonomi Kreatif di Kaltim

Photo Author
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 14:45 WIB
INDUSTRI KREATIF. Salah satu penjual kerajinan tangan dan manik di Citra Niaga Samarinda menunjukkan pernak-pernik yang dijual kepada konsumen.
INDUSTRI KREATIF. Salah satu penjual kerajinan tangan dan manik di Citra Niaga Samarinda menunjukkan pernak-pernik yang dijual kepada konsumen.

Dinas Pariwisata Kalimantan Timur (Dispar Kaltim) mengungkapkan tantangan dan peluang ekonomi kreatif (ekraf) di Bumi Etam. Hasil rumusan ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan pembangunan jangka menengah untuk lima tahun ke depan.

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kaltim, Awang Khalik, menjelaskan tantangan pengembangan ekonomi kreatif di Kalimantan Timur yang masih belum memenuhi harapan. “Pertama, daya saing produk kita masih rendah. Proses produksi belum efisien, ditambah lagi dengan biaya produksi yang tinggi,” ungkapnya.

Baca Juga: Bandara SAMS Optimistis Lampaui Capaian Jumlah Penumpang Tahun Lalu, Kini Sudah Tembus 4 Juta Penumpang

Awang juga menyebutkan bahwa pemanfaatan peluang ekspor langsung dari Kalimantan Timur masih kurang optimal, terutama melalui Pelabuhan Teluk Balikpapan sebagai pelabuhan ekspor. “Eksportir belum sepenuhnya memanfaatkan peluang ini,” tuturnya.

Selain itu, ia menyoroti keberadaan UMKM di Kalimantan Timur yang dinilai fluktuatif. Banyak penggiat UMKM yang belum memiliki permodalan yang stabil, sehingga terkendala dalam mengakses pasar.

“Kapasitas dan kompetensi pelaku ekraf dalam mengembangkan usahanya juga masih perlu ditingkatkan. Namun, kami terus berupaya memfasilitasi mereka melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, pameran, festival kebudayaan, dan sebagainya,” tambah Awang.

Di sisi lain, Awang juga menjelaskan peluang ekonomi kreatif di Kalimantan Timur. Menurutnya, kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) akan berdampak signifikan terhadap perkembangan ekraf di Bumi Etam.

“Dengan adanya IKN, perekonomian akan lebih terdiversifikasi ke arah sektor yang lebih padat karya, sehingga mampu mengurangi kesenjangan antar kelompok. Outputnya nanti juga akan mengarah pada sektor jasa yang banyak mencakup ekonomi kreatif,” jelasnya.

Awang memperkirakan bahwa penggiat ekonomi kreatif di Kalimantan Timur akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan seiring pembangunan IKN, baik yang berbasis komunitas, rintisan usaha, maupun kegiatan usaha yang sudah berjalan.

“Perkembangan ekraf di Kaltim telah melahirkan beberapa himpunan dan komunitas, seperti Gerakan Ekonomi Kreatif (GEKRAF), Komite Ekonomi Kreatif Kukar, Komite Ekonomi Kreatif Balikpapan, Komunitas Kopi, Komunitas Musik, hingga Himpunan Pengusaha Event Kreatif (HIEKRAF),” tutupnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: sapos.co.id

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X