Pembudidaya rumput laut di Kelurahan Pantai Amal Tarakan, kini mulai mengalami kecemasan terhadap harga jual rumput laut.
Seorang ibu rumah tangga yang keseharian sebagai penjaring rumput laut, Hawanong mengatakan, harga rumput laut saat ini menurun mulai dari Rp 7.500 - Rp 8.000 kg. Pendapatan dari menjual rumput laut hanya cukup buat makan saja.
"Sudah sekitar dua tahun, harga cuma segitu, tidak pernah naik-naik," ujarnya, Sabtu (17/5). Ditempat yang berbeda seorang pria pembudidaya rumput laut dengan metode patebang, yang biasa di sapa Pak Kumis mengungkapkan, harga saat ini rendah. Berbeda dengan dua tahun lalu, ia bisa menjual dengan Rp 38 ribu - 40 ribu per kg.
"Dilihat dari kualitas rumput laut saat ini, yang kering sekarang itu di harga Rp 13 ribu - 14 ribu per kg nya," ungkapnya.
Sambungnya, harga ini tidak sebanding dengan pengeluaran, mulai dari membeli BBM, membayar pekerja dan biaya hidup rumah tangga yang semakin tinggi. "Kita hanya pasrah dikarenakan ini persoalan perut, ndak kerja ya tidak makan," tuturnya.
Pak Kumis yang sudah 16 tahun menjadi pembudidaya rumput laut, mengaku belum ada dari dinas terkait yang datang untuk memberikan program untuk mensejahterakan petani rumput laut.
"Malah yang sering datang itu mahasiswa dan wartawan, mereka itu hanya datang ke yang punya kelompok," jelasnya. Dirinya berharap kepada pemerintah bisa memberikan harga tetap, bibit rumput laut yang lebih bagus, dan adanya rumah produksi olahan rumput laut di laut di Tarakan.
"Bahan baku kita berlimpah, tetapi selama ini tidak pernah di olah menjadi produk, seperti cemilan dari rumput laut dan lainnya," pungkasnya. (*nkh/).