• Senin, 22 Desember 2025

Batik Malessa Naik Kelas, Limbah Kain Disulap Jadi Fashion Premium Berkat Pemberdayaan BRI

Photo Author
- Minggu, 14 Desember 2025 | 16:35 WIB

PROKAL.CO, Dari sebuah kampung di kawasan Dipotrunan, Tipes, Serengan, Surakarta, lahir karya fesyen bernilai tinggi yang berawal dari kain perca. Melalui tangan-tangan terampil para perempuan, Batik Malessa tumbuh menjadi usaha kreatif yang tidak hanya menghadirkan produk fashion premium, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi keluarga.

Di balik perjalanan tersebut, dukungan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menjadi salah satu faktor penting yang mendorong usaha ini terus berkembang.

Usaha Batik Malessa dirintis oleh Madu Mastuti pada 2018. Berangkat dari keprihatinan melihat banyak ibu rumah tangga di sekitarnya memiliki keterampilan namun terbatas ruang untuk bekerja, Madu bertekad membangun wadah produktif yang memungkinkan perempuan tetap berdaya tanpa meninggalkan peran keluarga.

Dari tekad inilah lahir Kelompok Wanita Berkarya, komunitas yang menjadi fondasi utama Batik Malessa.

Pada tahap awal, Malessa memproduksi daster dan busana rumahan dari kain perca atau sisa bahan. Seiring berjalannya waktu, kreativitas terus berkembang.

Madu mulai memadukan batik, lurik, dan tenun menjadi produk fesyen dengan desain eksklusif dan nilai jual lebih tinggi. Dari bahan yang sebelumnya dipandang sederhana, lahirlah busana premium yang memiliki karakter kuat dan keunikan tersendiri.

Nama Malessa sendiri merupakan gabungan nama Madu dan putrinya, Alesa. Filosofi ini mencerminkan perjalanan usaha yang sangat personal dan sarat nilai keluarga.

Seluruh aspek legalitas usaha pun telah dipenuhi, mulai dari HAKI, NIB, hingga TKDN, sebagai langkah serius menuju usaha yang berkelanjutan dan profesional.

Produksi Berkelanjutan dan Prinsip Zero Waste

Dalam proses produksinya, Batik Malessa menerapkan quality control yang ketat. Setiap desain diawali dengan pembuatan sketsa untuk memastikan keunikan produk.

Tak hanya itu, sisa kain hasil produksi dimanfaatkan kembali menjadi berbagai produk turunan seperti tas, topi, dompet, bantal, hingga gantungan kunci. Pendekatan zero waste ini menjadi ciri khas Malessa sekaligus bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Keunikan konsep dan kualitas produk membuat Batik Malessa semakin dikenal. Sejumlah figur publik dan pembawa acara nasional pernah mengenakan busana hasil karya Malessa, memperkuat kepercayaan pasar terhadap brand lokal ini.

Saat ini, rumah produksi Malessa telah melibatkan delapan pekerja, mayoritas perempuan, yang turut menopang ekonomi keluarga masing-masing. Bahkan, sebagian pekerja telah didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Peran BRI Dorong Kapasitas dan Akses Pasar

Perkembangan signifikan Batik Malessa tidak terlepas dari peran BRI melalui program Rumah BUMN BRI Solo. Selain akses permodalan melalui KUR BRI yang memungkinkan pembelian mesin jahit dan mesin potong baru, Madu juga mendapatkan pendampingan usaha secara berkelanjutan. Dampaknya, kapasitas produksi meningkat hingga 40%, membuat proses kerja lebih efisien dan terukur.

Berbagai pelatihan yang diikuti, mulai dari Bimbingan Teknis (Bimtek) ekspor, pelatihan digitalisasi, hingga program BRIncubator, membuka wawasan baru dalam pengelolaan bisnis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahman Hakim

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X