Meskipun rata-rata hasil panen petani di musim tanam pertama masih tergolong rendah, yakni sekitar 3,62 ton per hektare, ada secercah harapan.
“Beberapa petani telah berhasil menunjukkan potensi peningkatan signifikan, mampu mencapai hasil panen hingga enam ton per hektare. Hal ini mengindikasikan adanya ruang untuk perbaikan dan adopsi praktik pertanian yang lebih efektif,” urainya.
Baca Juga: Kala Fest di Citra Niaga Samarinda, Semarak Koeltoer Tempo Dulu dari Tirtonegoro Foundation
“Pencapaian panen pada musim tanam pertama ini juga berkontribusi pada stabilitas pangan daerah, dengan Bulog berhasil menyerap 5.300 ton GKP,” tambahnya.
Situasi ini, lanjut dia, menyoroti pentingnya diversifikasi strategi pengairan dan pengembangan infrastruktur pertanian yang lebih kokoh di PPU.
Kebergantungan pada tadah hujan membawa risiko besar, terutama dalam menghadapi perubahan iklim global yang semakin tidak menentu.
Edukasi dan pendampingan bagi petani untuk mengoptimalkan hasil panen, bahkan dalam kondisi tadah hujan, juga krusial untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di daerah ini. (far)
ARI ARIEF
ari.arief@kaltimpost.co.id