• Minggu, 21 Desember 2025

Semakin Tenang, Empat Dapur untuk Program MBG di Kabupaten PPU Sudah Kantongi Sertifikasi  

Photo Author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 10:35 WIB
PANTAU: Jansje Grace Makisurat (dua kanan) mendampingi Wabup PPU, Abdul Waris Muin (dua kiri), saat mengunjungi pelaksanaan Program MBG. (ISTIMEWA)
PANTAU: Jansje Grace Makisurat (dua kanan) mendampingi Wabup PPU, Abdul Waris Muin (dua kiri), saat mengunjungi pelaksanaan Program MBG. (ISTIMEWA)

PROKAL.CO, PENAJAM — Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memastikan empat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur kini telah beroperasi penuh setelah resmi menerima Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Penyerahan sertifikat tersebut dilakukan pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2025 oleh Bupati PPU, Mudyat Noor.

Baca Juga: Ada Kabar Kurang Sedap untuk ASN di Kutai Timur, Tahun Depan Tambahan Penghasilan Bakal Terpangkas  

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) PPU, dr Jansje Grace Makisurat, menjelaskan bahwa seluruh proses penilaian untuk sertifikasi telah tuntas.

“Sudah kita serahkan ke SPPG, empat SPPG. Jadi sudah selesai prosesnya,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).

Ia menegaskan, seluruh SPPG yang ditetapkan kini beroperasi penuh. Empat SPPG tersebut berada di dua kecamatan.

“Dua SPPG di Kecamatan Sepaku, Kelurahan Bumi Harapan sama Tengin Baru. Selain itu SPPG Gunung Steleng dan SPPG Penajam,” jelasnya. Selain empat unit tersebut, satu SPPG tambahan tengah dipersiapkan.

Baca Juga: Peringatan BMKG: Waspada Banjir Rob di Kotim, Teluk Sampit dan Sungai Kotawaringin Berisiko Tinggi di Awal dan Pertengahan Desember

“Ini nanti ada satu calon SPPG Saloloang. Lagi berproses. Penjamah makanannya sudah kita latih. Mudah-mudahan dalam waktu dekat mereka bisa melayani daerah Petung,” tambahnya.

Grace menekankan, proses penilaian SLHS tidak sederhana. Untuk Sertifikat Laik Higiene Sanitasi itu pertama penjamah makanannya harus bersertifikat, sudah mendapat pelatihan dari Badan Gizi Nasional dan Diskes PPU.

Selain pelatihan, dilakukan pula pemeriksaan kesehatan menyeluruh terhadap penjamah makanan.

“Pemeriksaan kesehatan misalnya dia tidak hepatitis A, tidak TBC. Kan repot ya kalau mereka berpenyakitan. Kemudian termasuk kita usap anus. Jangan sampai ada beberapa penyakit yang bisa kita deteksi lewat usap anus,” terangnya.

Menurutnya, inspeksi lingkungan menjadi bagian penting penilaian. Misalnya soal sampah, limbah, air bersih.

"Itu dia harus memenuhi minimal 80 persen,” ujarnya. Kualitas air di dapur juga diuji secara ketat dengan melakukan pemeriksaan air dalam dapur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X