penajem-paser-utara

Pagelaran Sang Askarya, Kolaborasi Seratus Penari Pukau Penonton di Alun-Alun Penyembolum Penajam 

Minggu, 31 Agustus 2025 | 05:28 WIB
KESENIAN: Hetifah Sjaifudian (tujuh kanan), Mudyat Noor (lima kanan), bersama sejumlah pejabat saat membuka Pagelaran Sang Askarya di Alun-Alun Penyembolum, PPU, Sabtu, 30 Agustus 2025. (PROKAL.CO)

PENAMPIL: Foto para penari cilik dan remaja yang dipanjang di Alun-Alun Penyembolum, PPU. (PROKAL.CO)

PROKAL.CO, PENAJAM-Para penari berlenggak-lenggok penuh semangat di atas panggung di Alun-Alun Penyembolum, Penajam Paser Utara (PPU), Sabtu (30/8/2025). 

Gerakan mereka luwes. Menari mengikuti irama musik di hadapan ratusan pasang mata yang hadir malam itu. 

 
Di kursi baris depan ada Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Timur (Kaltim) Hetifah Sjaifudian.
 
Ada pula Bupati PPU Mudyat Noor dan wakilnya, Abdul Waris Muin. Juga Sekretaris Kabupaten (Sekkab) PPU Tohar. Dan sejumlah pejabat daerah serta pimpinan DPRD PPU. 
 
Aksi penari-penari cilik dan penari remaja itu adalah bagian dari Pagelaran Sang Askarya. Ajang yang baru pertama kalinya digelar di PPU.
 
Pertunjukan Sang Askarya dibuka dengan tarian Nusantara. Kolaborasi aneka tarian dari sejumlah daerah yang digabung menjadi satu pertunjukan dan dibawakan para penari lokal. 
 
Dibuka dengan tarian yang menggambarkan budaya warga Jakarta, hingga tarian dari suku Suku Dayak.
 
 
Nur Diana Amiati, Ketua Panitia Pagelaran Sang Askarya, mengatakan ajang ini adalah panggung pertemuan bagi insan seni di PPU.
 
Sebuah aksi seni dari generasi muda daerah yang ingin menyuguhkan sesuatu kepada publik dan tak ingin dipandang sebelah mata.
 
“Kami sudah mulai berlatih sejak awal Juli. Sebelumnya kami audisi para penari dan terkumpul 100 orang. Panitia yang berjumlah 25 orang juga kami audisi yang berasal dari sejumlah daerah di Kaltim,” katanya, saat memberi sambutan.
 
“Kami ingin ke depan Sang Askarya ini menjadi agenda rutin tahunan,” sambungnya. 

 
Sementara itu, Hetifah, mengatakan aksi penari-penari cilik dari sejumlah sekolah di PPU yang tampil begiliran sebelum Pagelaran Sang Askarya, sangat luar biasa. 
 
Menurutnya, para penari cilik itu tak hanya layak tampil di tingkat nasional, tapi juga internasional.
 
“Bagaimana yang dari Prancis dan Pakistan layak kan tampil di level internasional,” ujar Hetifah lantas dibalas acungan jempol oleh penonton dari Prancis yang duduk di barisan depan. 
 
Pagelaran itu memang disaksikan penonton dari Prancis dan Pakistan. 
 
Bupati PPU Mudyat Noor saat memberi sambutan mengatakan, ajang ini merupakan momentum yang penuh makna. 
 
Tak hanya memberikan hiburan, tapi juga menyatukan hati dan memperkuat identitas warga PPU.
 
 
“Seni merupakan komunikasi yang indah dan mampu menjembatani perbedaan. Pagelaran ini penting sebagai ruang ekspresi untuk generasi muda,” katanya.
 
“Pagelaran ini juga membuktikan kalau warga PPU punya kekuatan dalam seni dan budaya,” sambungnya. (*)

Tags

Terkini