• Senin, 22 Desember 2025

AI di Ngawi

Photo Author
- Minggu, 17 Februari 2019 | 21:47 WIB

 

 

Oleh: Dahlan Iskan

 

Anak-anak SMA kumpul. Sabtu lalu. Di pendopo kabupaten Ngawi. 

Sekitar 300 orang. Dari berbagai kecamatan. Termasuk kecamatan pelosok seperti Sine dan Ngrambe. 

Saya bertanya pada mereka: siapa yang bapaknya menanam jagung. Empat anak unjuk  tangan.

Saya minta mereka naik panggung. Bersama saya. 

Saya tanya lagi: berapa harga jagung saat ini. Empat-empatnya bisa menjawab. Dengan harga berbeda-beda. Kian ke pelosok kian murah harganya. Hanya Rp 3.000/kg.

Saya tanya lagi: berapa harga jagung dua bulan yang lalu. Khususnya bulan Nopember dan Desember. 

Mereka juga tahu. Tinggi sekali. Sampai Rp 6.000/kg. Pertanyaan berikutnya: mengapa jagung mereka tidak bisa dipanen pada saat harga lagi tinggi-tingginya.

Juga bisa menjawab. "Karena baru bisa tanam di bulan Oktober. Saat sudah ada hujan. Jadi baru bisa panen di bulan Maret nanti," katanya.

Empat anak SMA itu saya minta mencari ide. Agar bapaknya bisa panen jagung di bulan Nopember atau Desember.

Saya minta empat siswa itu berunding. Di bawah pohon rindang. Di halaman sebelah pendopo bupati. Yang bisa kami lihat dari pendopo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X