• Senin, 22 Desember 2025

Salman Tidak Mampir

Photo Author
- Minggu, 24 Februari 2019 | 05:53 WIB

Tapi proyek itu batal. Ada yang bilang begini: janji Arab itu tidak bisa dipegang. Tapi saya punya sumber terpercaya: Indonesialah yang membatalkan. Indonesia lebih tergiur pada tawaran Rusia. Entah lewat siapa. Ada drama yang menarik di balik ini semua.

Hasilnya: proyek kilang Tuban belum dimulai juga. Sampai hari ini. Kita lebih senang impor terus BBM.

Arab Saudi memang sangat berkepentingan membangun kilang. Di mana pun. Produksi minyaknya begitu besar. Mau dijual ke mana? Setelah Amerika tidak perlu impor minyak mentah lagi? Setelah Amerika kini menjadi produsen minyak/gas terbesar di dunia? Terutama setelah memukan teknologi shale gas? Yang bisa mengambil gas di sela-sela bebatuan di bawah tanah? Terutama di negara bagian miskin Alabama?

Tentu Arab Saudi tidak bisa membangun kilang sebanyak-banyaknya di dalam negeri. Tapi sangat bisa di negara lain. Terutama negara yang haus energi. Seperti Tiongkok, India, Pakistan dan Indonesia.

Itulah sebabnya Pangeran Mohammad bin Salman agresif. Ia putuskan cepat. Investasi kilang di Pakistan. Di Tiongkok. Dan mestinya di Indonesia. Rasanya ia juga lagi merayu India. Karena itu Pangeran mampir ke India.

Padahal India lagi sewot berat dengan Pakistan. Sewot turunan. Sejak pemberontak Kashmir meledakkan bom. Minggu lalu. Menewaskan hampir 30 milisi pro India.

India menuduh Pakistan di balik bom itu. Pakistan menyangkal berat. Tapi India mau Pemilu. Bulan depan. Bom tadi bisa jadi jualan politik yang laris. Mengibarkan sentimen anti Pakistan sangat digemari suara fanatik Hindu.

Saya tentu tidak tahu mengapa Pangeran tidak jadi mampir ke Jakarta. Pun seandainya tahu, untuk apa ditulis di sini. Dalam suasana seperti ini.

Pangeran memang lagi bikin ayunan menarik. Ia mau bekerja sama dengan Tiongkok. Dalam skala yang begitu besarnya. Padahal dunia tahu: Tiongkok sangat akrab dengan Iran. Bahkan lihat ini: seminggu sebelum kedatangannya ke Beijing Presiden Xi Jinping menerima kunjungan pemimpin Iran.

Arab Saudi juga sahabat terbaik Amerika di Timur Tengah. Tiongkok lagi dijadikan 'tersangka' di banyak hal. Tapi Pangeran tetap mengayunkan langkah besar ke Tiongkok.

Tak ragu-ragu. Arab Saudi menjadi pendukung program One Belt One Roadnya Tiongkok. Seperti juga Iran dan Pakistan. Itu karena Pangeran juga punya program besar ke depan: Saudi 2030. Yang tidak lagi bersandar ke minyak bumi.

Pangeran MBS lagi berkiprah. 

Ia bikin jalur sutra misterius baru: Riyadh, Lahore, Beijing, Teheran. Jakarta di luarnya.(dahlan iskan)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X