• Senin, 22 Desember 2025

Kapal Api

Photo Author
- Selasa, 9 April 2019 | 06:57 WIB

Setelah terjadi reformasi tahun 1998 sekolah Tionghoa diijinkan lagi. Para alumni Xin Zhong mengumpulkan dana. Membangun sekolah Xin Zhong yang baru. Di Surabaya Timur. Dekat pantai Kenjeran. Sudomo adalah ketua alumni Xin Zhong itu.

Begitu Xin Zhong dibubarkan  Sudomo tidak sekolah lagi. Sudomo memperpanjang daftar ini: pengusaha besar tidak lulus SMA. Sudomo pilih membantu ayahnya jualan kopi. Atau keluyuran dengan kenakalan remajanya.

Saat jualan kopi itulah tiap hari Sudomo keliling kota Surabaya. Naik sepeda. Sampai pun ke  komplek pelacuran gang Dolly. Yang kala itu pun ternyata sudah eksis. "Sepeda itu masih ada. Di museum Kapal Api," katanya.

Waktu tidak sekolah lagi itulah ayahnya khawatir. Sudomo akan keterusan nakalnya. Maka sang ayah memasukkan anaknya ke perusahaan orang lain. "Saya disuruh kerja di situ. Agar ada yang memarahi saya," ujar Sudomo.

Ia pun bekerja di pabrik vulkansir ban. Di daerah Sidotopo Surabaya. Tugasnya mengerok ban yang sudah gundul. Pakai tangan. Dengan alat kerok sederhana. "Agar ban yang sudah gundul bisa ditempeli lapisan baru," katanya.

Di pabrik ban itu Sudomo sampai 1,5 tahun. Sampai pabriknya bangkrut. Kalah saingan dengan yang di Wonokromo. 

Setelah itu Sudomo konsentrasi penuh di pabrik ayahnya. Sebagai tenaga penasaran yang utama. 

Kini Kapal Api punya dua pabrik besar. Satu dekat Surabaya. Yang awalnya hanya 1 ha kini menjadi 12 ha. Satunya lagi di dekat Jakarta. Seluas 15 ha. Masih sedang membangun pabrik ketiga: di Semarang. Seluas 20 ha. 

Dan ada pula pabrik keempat. Di Xiaoxing. Tidak jauh dari Shanghai. Di sana kopi yang akan dipasarkan nanti merknya juga kapal api. Dalam bahasa Mandarin: ??. 

Kini mesin besar penggoreng kopinya sudah delapan buah. Dengan kapasitas masing-masing 5 ton/jam. Bekerja 24 jam. Tiga shift sehari. Menandakan begitu besar pasarnya.

Pabrik lamanya yang di Kenjeran dulu masih dipertahankan. Meski tidak untuk produksi lagi. Pun dua rumah kosong milik orang Arab itu. Yang di depan rumah asal sang ayah itu. Yang menjadi 'pabrik' pertama Kapal Api itu. Sudah dibeli. Lima tahun lalu. Untuk sejarah kejayaan Kapal Api saat ini. Kapal Api-nya Sudomo ternyata mengangkut sukses. Dari pulau emas ke daratan berlian.(dahlan iskan)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan-Wawan Lastiawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X