Mungkin karena the Royal Opera ini baru. Umurnya belum dua tahun. Teknologinya sudah dipermodern. Unsur screen dan digital sudah dimanfaatkan.
Saya tidak menyangka. Negeri kecil seperti Oman sudah memiliki gedung opera kelas Eropa. Kita sendiri belum punya yang seperti itu. Ada memang di mall Ciputra jalan Casablanka Jakarta. Tapi kalah kelas. Jauh sekali.
Oman memang kaya minyak. Biar pun produksi minyaknya paling kecil. Hanya 1 juta barel perhari. Dibanding negara Arab sekitarnya tidak ada apa-apanya.
Tapi karena menduduknya juga kurang dari 5 juta maka angka itu besar juga. Bisa mencukupi 4/5 APBN-nya. Bandingkan dengan produksi minyak Indonesia yang tinggal 800 ribu barrel/hari. Untuk 250 juta rakyatnya.
Pendapatan lain-lain bagi Oman tidak begitu berarti. Karena itu Oman tidak mengenakan pajak perorangan. Tidak memungut PPN. Pajak perusahaan pun hanya 12 persen.
Itulah negeri Ibadi. Pendapatan perkapitanya sudah 40.000 dolar. Salah satu tertinggi di dunia.
Mata uangnya, rial Oman, gila-gilaan kuatnya. Lebih kuat dari dolar Amerika. Lebih kuat dari Euro. Satu dolar hanya dihargai 30 cent real Oman.
Saya cek ke Google. Satu real Oman ternyata sama dengan Rp 36.500.
Tentu itu tidak ada hubungannya dengan ideologi Islam Ibadi.
Memang ada yang menghubungkan Ibadi itu dengan Khawarij. Kaum yang sangat tercela. Setidaknya menurut pelajaran yang dicekokkan ke saya. Di sekolah madrasah saya. Dalam mata pelajaran tarikh Islam.
Baru setelah kelak terjun ke media saya punya bacaan yang beragam. Termasuk literatur mengenai Khawarij itu.
Bacaan baru itu memberikan gambaran yang berbeda mengenai Khawarij. Lebih positif.
Disebutkan, Khawarij itu muncul di Madinah lantaran justru ingin netral. Tidak mau memihak Khalifah Ustman bin Affan. Sekaligus tidak mau memihak Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Pertentangan kedua kubu itu luar biasa sengitnya. Lalu ada kelompok yang gelisah. Mengapa pertentangan itu begitu hebatnya. Padahal sesama sahabat dekat Nabi Muhammad SAW.
Usman yang begitu kaya raya tentu mampu melakukan apa saja. Menjadi sangat berpengaruh. Sebaliknya Ali. Yang sikapnya mencerminkan seorang sufi. Menjauh dari keduniaan.