TANJUNG REDEB - Dalam mendongkrak industri kakao di Bumi Batiwakkal, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoprindag) Berau, mewacanakan, membangun industri kakak mini.
Kepala Diskoprindag Berau, Eva Yunita, menegaskan, rencana pembangunan industri mini tersebut memang terus dibicarakan. Pemerintah bahkan mendukung pemerintah Kecamatan Teluk Bayur terutama Pemerintah Kampung Labanan Makarti, yang telah berinisiatif untuk membangun rumah kakao.
“Kami mendukung wacana ini. Bagaimana kakao dikelola secara baik, agar semakin dikenal,” bebernya, Selasa (11/7).
Memang untuk saat ini cukup sulit, pasalnya belum ada pasar untuk menjual kakao dari Berau, dan masih sedikit masyarakat yang mengenal kakao. Namun diyakininya, berjalannya waktu dan dengan promosi yang tepat, industri kakak bisa dilakukan secara perlahan.
“Kami harus memastikan terlebih dahulu produk itu diterima oleh masyarakat. Manakala produk itu sudah diterima, sanggupkah industri itu menyediakan dalam kapasitas besar?” ucapnya.
Katanya, setelah dikenal, tentu produksi dalam jumlah besar harus bisa dilakukan untuk memenuhi target tersebut. Jangan sampai calon pembeli dibuat kecewa. Persoalan pasar, Eva menambahkan, bisa memasarkan di kafe ataupun resto yang ada di Berau. Ia juga menyebut bahwa pemasaran kakao dapat dilakukan dengan belajar dari pemasaran produk terasi. Dalam pemasaran terasi pemerintah membangun kerja sama dengan retail nasional untuk menjual produk lokal tersebut.
“Seperti kemarin pemasaran terasi. Kami libatkan ritel nasional. Mereka ini mau terima. Hanya saja, kami berharap karena mereka ini bersifat nasional pemasaran ini juga menjangkau daerah luar Berau. Dan kami sempat rapatkan dan sudah ada kesepakatan untuk itu. Mereka siap membantu dari sisi pemasaran,” sambungnya.
Belajar dari terasi, pemasaran kakao jelas memiliki peluang. Namun ditekankannya lagi, keberlangsungan produk kakao itu mesti diperhatikan. Sebab, jika pemasarannya hanya berjalan sekali setelah itu macet maka akan mengganggu selera pelanggan atau pembeli. “Jangan sampai nanti sudah ada pasar, produksi malah dihentikan,” tegasnya.
Terpisah, Camat Teluk Bayur Endang Iriani, menegaskan, pembangunan industri mini itu memang sudah direncanakan. Pembangunannya pun sedang dalam tahap persiapan, termasuk memastikan ketersediaan bahan baku.
“Kemarin memang ada rencana Diskoperindag akan membangun industri mini, semoga segera terwujud. Tidak tahu lokasinya dimana, yang jelas sudah ada wacana untuk itu,” imbuhnya.
“Industri mini ini pun bisa dibangun. Hanya saja perlu diperhatikan juga ketersediaan bahan baku. Bahan baku ini yang penting agar jangan sampai produk olahan hanya dijual sekali setelah itu tidak lagi,” tandasnya.
Menuju pembangunan rumah kakao tersebut tambah Endang, pihak Kecamatan Teluk Bayur, khususnya Kampung Labanan Makarti sudah mulai memasarkan produk olahan kakao dengan membangun rumah kakao. Rumah kakao tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah mengembangkan produk olahan kakao di Kabupaten Berau, khususnya di Labanan Makarti.
“Industri mini itu masih rencana. Tapi kalau rumah kakao memang perlu sekali. Karena sudah ada hasil olahan saat ini. Produk olahan biji kakao tersebut berupa cake, kemasan batangan, dan sachet,” bebernya.
Sejauh ini, produk olahan itu pun sudah diproduksi dan dipasarkan oleh pemerintahan kampung bersama BUMK Labanan Makarti, walaupun masih dalam skala kecil. BUMK dilibatkan supaya masyarakat lokal mulai membangun rasa memiliki dan rasa bangga dengan produknya sendiri.