Sayangnya saat coba diminta berapa persentase penurunan ataupun selisih harga. Prasetyo tidak bersedia membeberkannya. Dengan alasan bahwa kebijakan berkomentar satu pintu di pusat.
"Intinya Garuda pasti mematuhi apa yg menjadi keputusan pemerintah. (soal persentase penurunan) silakan hubungi pihak pusat, satu pintu," jawabnya.
Terpisah, Sekretaris Asita (Asosiasi Agen Perjalanan Wisata) DPD Kalsel, Siti Aisyah mengungkapkan jika penurunan tiket maskapai masih tidak begitu signifikan terjadi di Banjarmasin.
"Kita sudah mendapatkan edaran dari Kemenhub tersebut. Memang pada dasarnya menyambut baik, akan tetapi kadang realita di lapangan penurunan tidak signifikan dan cenderung berubah-ubah ataupun hanya di rute tertentu saja," katanya saat dihubungi Rada Banjarmasin.
Dari pantauan dan pengalamannya, penurunan ujarnya hanya bersifat sementara. "Sebentar saja turunnya, nanti naik lagi. Jadi kita harap edaran penurunan kali ini benar-benar bisa turun dan stabil," harapnya.
Salah satu warga Banjarbaru, M Ari mengaku masih merasa keberatan dengan harga tiket yang disediakan maskapai. Sebab pasalnya tujuan Surabaya ujarnya sangat susah mencari harga di bawah satu juta rupiah.
"Ingat betul dahulu sampai pernah harga tiket Rp.350.000, sekarang sudah beberapa kali lipat. Jadi harus berpikir ulang kalau mau bepergian, saya harap ada penurunan yang signifikan, ini sangat kita tunggu," kisahnya. (rvn/by/ema)