BANJARMASIN - Industri wisata dan biro perjalanan nampaknya menjadi sektor yang paling terpukul dengan mewabahnya virus corona atau Covid-19. Bagaimana tidak, selain umrah yang ditangguhkan pemerintah Arab Saudi, sejumlah paket wisata luar negeri pun sepi dan banyak yang ditunda.
Seperti yang dialami PT Albis Nusa Wisata, semua paket wisata luar negeri yang sudah mereka jadwalkan terpaksa ditunda lantaran pandemi Covid-19. "Semua tunda, akan reschedule kemudian hari melihat perkembangan situasi yang ada," kata Direktur PT Albis Nusa Wisata, Dewi.
Dia mengungkapkan, sejauh ini sudah ada dua paket wisata luar negeri yang mereka tunda. Yakni, ke Turki dan Rusia. "Para jemaah memaklumi penundaan ini. Karena memang kondisinya tak memungkinkan," ungkapnya.
Selain banyak yang ditunda, perjalanan wisata ke luar negeri juga turun drastis, karena masyarakat menahan diri untuk ke luar negeri. Hal itu disampaikan Rina, seorang pelaku usaha tour wisata. "Biasanya ada saja masyarakat, baik pribadi atau rombongan berwisata ke luar negeri. Seperti, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Tapi, sekarang sepi," tandasnya.
Karena itu, dia mengaku sekarang lebih mengandalkan tour wisata lokal. Seperti Loksado dan Pasar Terapung Lok Baintan untuk wisatawan lokal dan nusantara yang berkunjung ke Kalsel.
"Mudah-mudahan virus corona ini bisa segera diatasi, sehingga sektor pariwisata kembali bergairah dan pelaku usahanya semakin berkembang," harapnya.
Hal senada disampaikan Sekretaris DPD Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (Asita) Kalsel, Siti Aisyah. Dia menjelaskan, sejak merebaknya virus corona perjalanan ke luar negeri menjadi sepi, termasuk ke wilayah Asia Tenggara.
"Sejumlah travel untuk sementara tidak melayani tour ke luar negeri, karena memang kondisinya sekarang sedang sepi," ucapnya.
Dia menuturkan, beberapa waktu lalu dirinya sempat membawa rombongan ke Malaysia dan Singapura. Ternyata kondisi di dua negara itu sangat sepi, lantaran kunjungan wisatawan yang menurun.
"Kunjungan wisatawan ke daerah juga tidak terlalu membaik, karena masyarakat masih takut jalan-jalan ke tempat umum," tuturnya.
Akibat sepinya wisata, penurunan penumpang pun terjadi di bandara-bandara. Di Bandara Internasional Syamsudin Noor misalnya, sejak virus corona mewabah, jumlah penumpang yang berangkat terus mengalami penurunan.
Kepala Komunikasi dan Legal Bandara Internasional Syamsudin Noor, Aditya Putra Patria mengatakan, penurunan jumlah penumpang yang berangkat ke luar daerah melalui bandara mulai terjadi sejak Januari 2020. "Yang paling signifikan rute ke Bali. Jumlah penumpang yang berangkat turun sampai 25 persen," bebernya.
Dia membandingkan, pada tanggal 1 sampai 10 Desember 2019 jumlah penumpang yang berangkat dari Banjarmasin ke Denpasar mencapai 1.228. Sedangkan, pada tanggal 1 hingga 10 Maret 2020 hanya 752 orang.
"Tapi mungkin penurunan bukan hanya karena virus corona. Mungkin juga lantaran pada bulan Desember 2019 merupakan musim libur, jadi lebih banyak yang pergi ke Bali," ungkapnya.