Strategis ketiga adalah pengembangan sistem pembayaran yang lancar aman efisien dan inklusif. Dia menjelaskan, perkembangan ekonomi digital diikuti dengan perkembangan teknologi finansial berkembang pesat.
Ini menjadi tantangan untuk perbankan Indonesia makin nyata karena sudah merambah ke berbagai layanan yang selama ini dilayani oleh perbankan dari sisi Bank Indonesia.
Menurut dia, hal tersebut menjadi tantangan besar karena mulai adanya pergeseran pola transaksi menuju transaksi non tunai. Pelakunya pun tidak hanya bank, namun juga melibatkan sektor non perbankan.
Sebagai contoh, transaksi digital payment periode Maret 2018 sampai Februari 2019 tumbuh 73 persen. Sementara volume e-money tumbuh 40 persen sepanjang 2018. Total nilai transaksi e-money Rp 47 triliun, volume 2,9 miliar dan total e-money intrumen secara kumulatif mencapai 167 juta.
“Hal ini akan mendorong terjadinya inovasi sistem pembayaran di mana Bank Indonesia dituntut untuk bisa mengembangkan sistem pembayaran yang lancar aman, efisien dan inklusif,” ujar dia.
Strategi keempat adalah perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Sebab sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia belum dapat berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah.
Selain itu, di sektor keuangan pangsa pasar industri syariah juga masih sangat rendah. Pada April 2019, ekonomi dan keuangan syariah hanya mencatat 5,9 persen untuk industri perbankan dan 4,2 persen untuk industri keuangan non bank dan 16 persen di pasar modal. “Secara total hanya mencapai 8,7 persen dari total industri keuangan di Indonesia,” ucapnya.
Strategi terakhir adalah meningkatkan sinergi dengan pemerintah dan lembaga lainnya dalam upaya pembangunan kepada masyarakat ekonomi rendah untuk mengatasi kesenjangan sosial. Misalnya OJK untuk Sinergi kebijakan makroprudensial dan dengan kementerian keuangan terkait dengan harmonisasi kebijakan moneter dan fiskal dan dengan pemerintah
Menurut Destry, BI membutuhkan sinergi antar lembaga terkait untuk menghadapi tantangan Indonesia yang banyak di depan mata. Sebaliknya, berbagai tantangan tersebut tidak dapat dilakukan dengan satu kebijakan yang terintegrasi.(jpg/tom)