Dia berharap, BSI mulai terlibat daam pembiayaan sindikasi syariah yang tepat sasaran dalam empat bulan ke depan. Sesuai proyek yang memiliki financial projection jangka panjang dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menurut Tiko, BSI mampu menjadi katalis pertumbuhan perbankan syariah. Bahkan, lebih tinggi daripada perbankan nasional. Tentu diiringi dengan pengembangan produk perbankan syariah yang inovatif dan kompetitif. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan industri.
Dalam diskusi panel, Guru Besar Hukum dan Keuangan Islam Durham University Prof Habib Ahmed menilai, bank syariah perlu melakukan investasi di sektor infrastruktur untuk pembangunan ekonomi. Sayangnya, bank-bank syariah di Indonesia saat ini masih lebih banyak melakukan investasi di sektor pendidikan dan kesehatan ketimbang infrastruktur.
“Di Indonesia, investasi yang dilakukan bank syariah di sektor infrastruktur masih di angka 2,4 persen. Sementara pendidikan dan kesehatan hampir dua kali lipatnya di angka 4,7 persen. Ini berbanding terbalik dengan negara-negara yang juga memiliki bank syariah di dunia,” tandasnya. (han)