• Senin, 22 Desember 2025

Pemerintah Berencana Adopsi Teknologi Budi Daya Tuna dari Turki

Photo Author
- Kamis, 1 Februari 2024 | 13:55 WIB
BERNILAI TINGGI: Sakti Wahyu Trenggono melihat ikan tuna yang dibudidayakan di Laut Izmir, Turki. Ikan ini akan diekspor ke Jepang.
BERNILAI TINGGI: Sakti Wahyu Trenggono melihat ikan tuna yang dibudidayakan di Laut Izmir, Turki. Ikan ini akan diekspor ke Jepang.

BERNILAI TINGGI: Sakti Wahyu Trenggono melihat ikan tuna yang dibudidayakan di Laut Izmir, Turki. Ikan ini akan diekspor ke Jepang.

 

JAKARTA–Tak hanya fokus meningkatkan produksi dari hasil tangkapan, pemerintah berencana mengadopsi budi daya pembesaran tuna di laut Izmir, Turki. Sebab, perairan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mewujudkannya.

"Beberapa wilayah perairan kita merupakan tempatnya ikan tuna, sehingga kita perlu inovasi agar komoditas ini produktivitasnya meningkat dan keberlanjutannya terjaga," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, baru-baru ini.

Baca Juga: Permintaan Domestik Buat Sistem Keuangan Stabil

Tuna yang dibudidayakan di Laut Izmir jenisnya Atlantic Bluefin Tuna (Thunnus thynnus). Tuna tersebut berasal dari hasil penangkapan di alam dengan cara digiring perlahan-lahan ke lokasi budi daya. Proses pembesaran memakan waktu lima sampai enam bulan di keramba berukuran 50–60 meter pada kedalaman hingga 18 meter. Selama pembesaran, tuna diberi pakan ikan-ikan pelagis.

Baca Juga: IKN Dongkrak Kunjungan Wisatawan

Ikan-ikan hasil panen tersebut diekspor ke Jepang. "Tuna dibekukan di kapal pada suhu minus 60⁰ C dan langsung berlayar ke Jepang. Ini yang membuat kualitas tuna terjaga dan harganya semakin tinggi. Harga tuna ditentukan berdasarkan grade di pasarnya," terang Trenggono.

Indonesia juga merupakan salah satu negara pengekspor tuna di pasar dunia. Berdasarkan data KKP, tuna bersama tongkol dan cakalang termasuk sebagai komoditas unggulan ekspor hasil perikanan Indonesia dengan nilai USD 927,18 juta pada 2023.

Tak hanya tuna, KKP mendorong eksportir udang untuk menggarap pasar di luar Amerika Serikat, di tengah upaya pemerintah menyelesaikan persoalan anti-dumping dan countervailing duties (CVD). Mereka juga sedang membuka akses pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia di sejumlah negara, baik di kawasan Asia, Afrika, maupun Eropa.

"Termasuk Timur Tengah, Eropa Timur, Afrika Selatan, tentu penguatan akses pasar udang global dalam rangka membuka pasar non-tradisional yang potensial ini penting," ujar Trenggono usai bertemu perwakilan Shrimp Club Indonesia (SCI).

Trenggono juga melihat Tiongkok sebagai salah satu pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia. Hal tersebut mengacu pada tingginya pertumbuhan pasar udang Tiongkok yang meningkat sangat signifikan selama 5 tahun terakhir (2018–2022) yaitu 49 persen per tahun dan mencapai USD6,3 miliar pada 2022, sementara share Indonesia masih sangat kecil, yaitu baru 1,8 persen pada tahun tersebut.

Terkait dengan upaya membuka akses pasar alternatif tersebut, Menteri Trenggono juga mendorong konsolidasi dan partisipasi aktif para petambak, supplier, pengolah, asosiasi udang, Aprindo, PPJI, PHRI, dan Horeka untuk meningkatkan serapan pasar domestik. Menteri Trenggono juga meminta agar inovasi terus dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar.

"Tentu sinergi dengan pelaku usaha sangat penting, dan kami sangat senang dengan optimisme pelaku usaha udang terhadap komoditas ini. Jangan lupa juga inovasi produk udang ready to cook dan ready to eat untuk menjawab kebutuhan dan tren pasar," beber Trenggono.

Senada, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistiyo mengaku tengah melakukan analisis pasar udang baik global maupun domestik yang hasilnya akan didistribusikan secara berkala kepada para pelaku usaha. "Seperti yang Pak Menteri sampaikan bahwa sinergi dan kolaborasi penguatan udang sangat penting mengingat tingginya potensi komoditas ini," kata Budi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Jawapos

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X