Meski masih tinggi, inflasi global diperkirakan tetap terjaga di tengah tekanan yang dihadapi negara-negara maju diiringi tendensi mereda. Dipengaruhi disrupsi rantai pasok komoditas pangan dan energi dunia yang masih berlanjut. Sementara, tekanan inflasi Kaltim pada awal 2024 relatif lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, meskipun sejumlah komoditas pangan, tembakau dan tarif kesehatan mengalami kenaikan harga.
Baca Juga: Ekonomi Kaltim Tumbuh 6,22 Persen: Kadin Berharap Pemda Perhatikan Pengusaha Lokal
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, indeks harga konsumen (IHK) gabungan empat kota IHK di Kaltim periode Januari 2024 tercatat sebesar 0,25 persen (month to month/mtm) atau sebesar 2,95 persen (year on year/yoy). “Meskipun terdapat penambahan dua kota IHK, yaitu Penajam Paser Utara dan Berau, laju inflasi Kaltim masih berada dalam target sasaran inflasi 2,5±1 persen (yoy),” ungkapnya, Senin (5/2).
Dia menjelaskan, pada Januari 2024, koreksi harga pada kelompok transportasi oleh angkutan udara menjadi penyumbang andil deflasi tertinggi di Kaltim, diikuti komoditas cabai rawit, jagung manis, cabai merah dengan mulai terpenuhinya pasokan dan penurunan permintaan pasca-Natal dan tahun baru (Nataru). Selain itu, bensin juga menjadi penyumbang deflasi pada periode Januari 2024.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang andil inflasi tertinggi di Kaltim. Komoditas yang memiliki andil terbesar pada kelompok ini adalah tomat, bawang merah, sigaret keretek mesin dan daging ayam ras. “Hal tersebut dikarenakan keterbatasan pasokan akibat memasuki musim penghujan,” katanya.
Baca Juga: Proyek Pembongkaran Pasar Pagi Harus Selesai Dalam Waktu 1 Bulan
Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan, dalam rangka menjaga stabilitas inflasi di Kaltim oleh TPID Kaltim. Guna menjaga ketersediaan pasokan beras, telah dilaksanakan Launching Pendistribusian Beras Cadangan Pemerintah (CPP) Samarinda tahap I, dan launching penyaluran CPP Balikpapan kepada Keluarga Penerima Bantuan Pangan (KPBP).
Terjangkaunya harga cabai dengan bertambahnya pasokan cabai yang merupakan hasil panen demplot cabai hasil kerja sama dengan TNI. Upaya menjaga keterjangkauan harga juga terus dilakukan melalui pasar murah dalam rangka HUT Provinsi Kaltim dan operasi pasar untuk pendistribusian tabung LPG di 22 kelurahan di Balikpapan.
Serta penguatan komunikasi antar-TPID Kaltim terus dilakukan dengan melakukan rapat koordinasi untuk membahas langkah konkret pengendalian inflasi, evaluasi program kerja TPID tahun 2023, serta penguatan koordinasi antar-TPID.
“Ke depannya, TPID Kaltim akan terus berkolaborasi dan dalam menjalankan program pengendalian inflasi. Melalui inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kaltim menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” pungkasnya. (ndu/k15)
Catur Maiyulinda