• Senin, 22 Desember 2025

Ekspor Langsung Perikanan Kaltim Menyusut, Ini Sebabnya…

Photo Author
- Sabtu, 17 Februari 2024 | 18:00 WIB
PENGAWASAN: Petugas Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Balikpapan memeriksa produk yang akan diekspor langsung dari Kaltim.
PENGAWASAN: Petugas Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Balikpapan memeriksa produk yang akan diekspor langsung dari Kaltim.

 

Nilai ekspor komoditas perikanan Kaltim mengalami penurunan. Dari data yang dirilis Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) Balikpapan, tahun lalu nilainya hanya Rp 457,503 miliar dengan volume 3.687 ton. Udang windu jadi tumpuan dengan ekspor 1.201 ton senilai Rp 213,67 miliar. Disusul kepiting 920 ton senilai Rp 113,41 miliar.

SAMARINDA–Jika dilihat perbandingan dari tahun-tahun sebelumnya, volume dan nilai produk itu turun cukup signifikan. Di mana pada 2021 dan 2022 berturut-turut tercatat volume ekspor 4.437 dan 3.861 ton. Serta nilai produk yakni Rp 574,126 miliar dan Rp 549,856 miliar.

Terdapat lima belas negara tujuan ekspor mulai Tiongkok, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan, United Kingdom, United States, Korea Selatan, Filipina, India, Uni Emirat Arab, Thailand, Switzerland hingga Vietnam. Untuk udang windu, permintaan tinggi datang dari Jepang. Sedangkan kepiting, ekspor terbanyak ke Tiongkok.

Baca Juga: Lumayanlah..!! Harga TBS Sawit di Kaltim Terus Naik, Kini Menjadi Rp2.358 Per Kg

“Untuk yang ekspor langsung memang turun, tapi untuk potensi produk keluar Kaltim yang out put-nya adalah ekspor justru lumayan. Salah satunya rumput laut kering, data kami mencatatnya perdagangan antar-pulau, dikirim ke Surabaya. Nah, dari Surabaya itu dikirim ke luar, diekspor juga. Kenapa bisa begitu? Karena ada jatah angkut, kawan-kawan pengusaha yang tidak kebagian kuota akhirnya domestik antar-pulau,” beber Kepala BPPMHKP Balikpapan Eko Sulistyanto.

Baca Juga: Kemiskinan Ekstrem Turun, Inflasi Bisa Ditekan, Pembangunan di Kaltim Lanjutkan Tren Positif

Harapannya tentu bisa ekspor tanpa harus lewat kota lain. Namun sejauh ini, kendalanya adalah di moda angkut dengan kapasitas terbatas. Selain itu, disebutkan Eko jika buyer memang kebanyakan dari Surabaya.

Jika dilihat data perdagangan domestik antar-pulau, nilainya memang terus naik dari tahun ke tahun. Berturut-turut mulai 2021–2023 yakni 13.589, 20.841, dan 22.069 ton. Dengan nilai produk Rp 434,39 miliar, Rp 548,30 miliar, dan Rp 572,50 miliar.

Selain rumput laut kering, komoditasnya ada juga ikan teri laut kering, hingga ikan sepat kering. “Dari Balikpapan itu ada sekian ton jatah angkut. Jadi bisa dibilang potensi perikanan yang keluar dari Kaltim itu stabil. Bicara nilai juga hampir Rp 1 triliun per tahun. Dilihat dari volume sebenarnya sama,” tutupnya. (ndu/k8)

RADEN RORO MIRA

@rdnrrmr

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS di Kaltim Kembali Turun

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:00 WIB
X